Sore itu...
Saat aku duduk manis mengikuti perayaan Ekaristi
Saat aku khusyuk dalam doa-doaku
Kudengar rintihan hujan deras dan awan gemuruh
Suara petir menggelegar seolah melarangku keluar dari kapel itu
Angin kencang telah merobohkan pohon cemara kesukaanku itu
Suara teriak minta tolong datang dari tetangga sebelah
Jantungku berdegup kencang mengingat si kecil sahabatku itu
Tuhan semoga Engkau menyelamatkannya
Ingin kaki ini berlari untuk menolongnya
Tapi langkah ini terhenti oleh genangan air yang semakin tinggi
Sampah-sampah mulai memenuhi taman rumahku
Perabot rumah mulai mengapung bagaikan kapal pecah
Tuhan..rumahku dilanda banjir
Dan hujan tak kunjung berhenti
Apakah aku harus menjerit minta tolong ?
Tidak,ini bukan salah banjir,ini adalah salah ku..
Tuhan..Â
Meski banjir telah menggenagi rumahku
Aku tidak akan mengeluh,karena aku tau Engkau sedang menegurku
Menegurku karena kecerobohanku, membuang sampah sembarangan
Menegurku karena keegoisan dan ketamakanku
Menegurku karena aku kurang peduli terhadap sesama
Menegurku karena aku tak menyisakan sedikit dari tanahku untuk tumbuhnya tanam-tanaman
Tuhan trimakasih atas teguran ini
Semoga aku menjadi pribadi yang bijaksana
Dan ijinkanlah aku untuk selalu memanggil namaMu
Ketika aku jatuh kedalam pencobaan..
Tasbi'25 Okt 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H