Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! ~ Best In Opinion Kompasiana Awards 2024 ~ Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Fenomena "Harga Teman", Berkedok Mendukung tapi Malah Membuat Usaha Jadi Buntung

7 Januari 2025   09:42 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:33 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Freepik (Ilustrasi Price Friend)

Atau, alih-alih memberi kedok dukungan 'akan mempromosikan', tetapi malah minta gratisan. Jika, dilakukan benar-benar tentu tidak masalah, namun kalau hal tersebut hanya sebatas guyon dan main-main saja, maka bukannya untung malah jadi buntung.

Ketika usaha dimulai, mungkin banyak kerabat dekat yang ingin ikut membantu melariskan usaha. Tetapi, lagi-lagi tak semulus yang dibayangkan, sebab banyak sisi yang kerap dimanfaatkan ke arah yang tidak semestinya terjadi hingga kebablasan.

Hal ini mengingatkan saya pada sebuah quote dan mungkin dirimu juga sering mendengarnya, "Jika kita membeli barang dan membayarnya dengan penuh, maka hal ini akan menghadirkan rasa bangga dan kebahagiaan tersendiri untuk teman yang memiliki usaha tersebut."

Quote tersebut, memang benar adanya dan hanya akan dirasakan oleh pemilik usaha, apalagi disaat usaha yang dijalaninya itu baru saja dimulai. Seraya penuh syukur, "Akhirnya, barang ini laku juga."

Ketika mendapat potongan harga, menyenangkan bukan? Namun, apakah hal tersebut benar-benar menjadikan dirimu seorang yang menghargai langkah usaha temanmu? Tentu saja, tidak sepenuhnya.

Berbicara uang dan keuntungan, memang bisa jadi bukan prioritas dan tujuan utama si pemilik usaha. Namun, hal itu akan membuat diri mereka benar-benar merasa dihargai - sebagai pelaku usaha.

Jika, dirimu bertanya. Lantas, kalau bukan uang dan keuntungan, apa tujuan mereka (pemilik usaha) yang suka mengundang teman-teman terdekat untuk datang ke tempat usahanya?

Sederhana saja, yakni feedback. Penilaian atau feedback atau umpan balik, biasanya berupa sebuah reaksi dan komentar tentang produk yang sedang diluncurkan. Jadi, teman-teman yang diminta hadir akan memberikan komentar dan menilai secara jujur guna memperbaiki apa saja yang mungkin masih kurang, dan yang pasti memberikan semangat kepada si pemilik usaha dalam menjalankan hingga akan membesarkan usahanya.

Kalau 'Harga Teman' Itu... Justru Lebih Mahal! Bukan Kebalikannya!

Mewarta dari VICE, Dika seorang perancang busana sekaligus pemilik usaha pakaian sempat mengutarakan tentang harga teman bahwa, "Kalo mereka bener-bener teman/sahabat, ngga akan segan memperkenalkan dan merekomendasikan gua ke orang lain, jadi memperluas relasi. Mereka juga justru ngga akan pernah minta 'harga teman'."

Apabila, dihati kecil ada niat membantu dan mungkin saja si pemilik usaha merupakan teman terdekatmu, lalu kenapa 'harga teman' justru berubah menjadi dihargai murah, bukan lebih mahal?

Jika, dirimu membayar harga produk 'sesuai' dengan 'nilai yang diberikan' atau bahkan dilebihkan, tentu hal tersebut menjadi cermin bahwa dirimu turut mendukung perkembangan usahanya, bahkan secara tidak langsung ikut memberikan peluang untuk usahanya agar lebih maju selangkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun