'Angka', siapa yang tidak mengenalnya? Sedari masa kanak-kanak kita telah dikenalkan kepada angka, dari mulai pengenalan bentuknya, mengejanya, menghafal urutannya, hingga berhitung.
Hari-hari di sekolah, kita juga tidak pernah lepas dari angka, yang biasa kita temui pada pelajaran matematika. Bahkan, terus berlanjut hingga masa-masa perguruan tinggi dan bekerja.
Tetapi, tahukah kamu bahwa ada 'ketakutan' ekstrem terhadap angka? Kecemasan atau ketakutan pada 'angka' ini biasa disapa dengan sebutan 'Arithmophobia', di mana seseorang amat takut hingga stres dikala melihat atau berhadapan dengan angka.
Meski tidak lepas dari kehidupan kita, menyoal angka agaknya sudah bukan menjadi hal tersembunyi bahwa ada sebagian orang yang amat menyukai angka hingga pintar dalam berhitung dan menguasai berbagai rumus, dan ada sebagian orang pula yang tidak menyukai angka hingga merasa kurang semangat disaat harus berhadapan dengannya.
Namun, lain halnya dengan 'arithmophobia' yang dominan disebabkan karena 'takut' (entah karena sebuah riwayat ataupun pengalaman), bukan karena perkara 'tidak suka'. Sebab, ketakutan ini termasuk pada sebuah fobia yang hanya bisa disebut/diketahui saat benar-benar sudah mendapatkan diagnosis secara klinis.
Mewarta dari penelitian Very Well Mind yang telah ditinjau secara medis oleh Steve Gans (Dokter Spesialis), arithmophobia memang tidak tercantum pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders alias Manual Diagnostik, tetapi telah dianggap sebagai fobia spesifik yang tercakup pada DSM, yakni melibatkan sebuah rasa ketakutan yang cukup intens dan dikelompokan sebagai gangguan 'kecemasan'.
2 Jenis dari Arithmophobia
Mewarta dari Cleveland dan Very Well Mind, aritmophobia memiliki 2 jenis, diantaranya:
1. Umum (takut semua angka)
Jenis pertama arithmophobia yakni ketakutan secara umum pada angka, alias ketakutan yang berlebih pada 'semua' angka.
Aritmophobia dalam jenis ini berpengaruh serius karena mempengaruhi aktivitas sehari-hari yang berhubungan langsung dengan proses belajar ataupun bekerja, seperti salah satunya menghambat pengerjaan soal-soal matematika, dsb.
2. Hanya mengalami ketakutan pada angka-angka tertentu sajaÂ
Jenis kedua arithmophobia, yakni takut hanya pada beberapa angka tertentu saja yang dominan didasari oleh sebuah kepercayaan atau takhayul.
Sebagai contoh, angka 13 yang dianggap atau bahkan dipercaya sebagai angka 'sial'. Masih serupa, yakni angka 4 yang juga dianggap sebagai angka 'sial' pada negara tertentu, seperti Vietnam, China, dan Jepang, hingga mengakar pada beberapa aktivitas dan produk, seperti sebuah kamera dengan merk tertentu yang tidak lagi mencantumkan nomer seri berangka 4.
Menjadi Sebuah Ketakutan, Lantas Apa Penyebab dari Arithmophobia?
Mewarta dari Klikdokter, psikolog Ikhsan Bella Persada mengungkap bahwa Arithmophobia sendiri secara jelas belum diketahui penyebabnya. Tetapi, terdapat faktor-faktor kuat yang menjadi pemicu terhadap perkembangan arithmophobia, diantaranya yakni:
- Pengalaman negatif atau 'traumatis', yang tentunya berkaitan dengan sebuah angka. Misalnya, semasa kanak-kanak sering kali dimarahi saat tidak mampu mengerjakan beberapa soal hitung-hitungan. Ditambah, jika terdapat orang-orang disekelilingnya yang mungkin saja tidak suka dengan hal yang berbau angka, maka akan menjadikan rasa takut pada dirinya terus berkembang terhadap angka.
- Pernah mendapat tekanan yang berlebih, misalnya ketika mengerjakan soal-soal matematika, tetapi saat tidak bisa menjawab atau mungkin mengalami kesalahan dan malah mendapat hal yang kurang pantas entah dikatain, diintimidasi, atau diganggu, yang pada akhirnya membuat stres dan menjadikan perlakuan tersebut sebagai sebuah pengalaman buruk / negatif. Mungkin hanya terlihat sepele, namun kenyataannya berawal dari hal kecil saja dapat menumpuk rasa ketakutan terhadap angka.
Adakah Dampak Serius dari Arithmophobia ke Aktivitas Sehari-Hari?
Sama seperti fobia pada umumnya, arithmophobia tentu memiliki sederet dampak yang tergolong cukup serius, seperti yang diungkap oleh Cleveland Clinic, diantaranya yakni mual-mual, keringat dingin yang berlebih, menggigil, jantung terus berdebar-debar, sesak nafas, sakit kepala.
Namun, dari semua dampak yang dikeluarkan oleh tubuh si penderita, yang paling sering atau mudah terlihat orang lain adalah rasa panik dan pelafalan kata/kalimat yang keluar dari mulutnya tiba-tiba menjadi gagap atau patah-patah.
Apakah dampak arithmophobia mengganggu?
Tentu saja amat mengganggu, sebab berbagai kegiatan sehari-hari yang kita lakukan tidak pernah lepas dari angka, apalagi saat waktu-waktu sekolah yang sudah pasti selalu berhubungan dengan angka. Sehingga, seorang yang memiliki fobia ini akan merasa kesulitan setiap kali menuntaskan semua pekerjaannya.
Terlebih, bagi yang mempunyai/mengalami arithmophobia secara spesifik (takut pada angka tertentu) yang mengakibatkan dirinya lebih sulit untuk dikendalikan saat harus berhadapan dengan angka spesifik yang ia takuti.
Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya:Â Pengobatan untuk Mengatasi Arithmophobia
Menurut penuturan Ikhsan Bella Persada (Psikolog) melalui Klikdokter, pengobatan untuk memulihkan arithmophobia sendiri masih sejajar dengan fobia pada umumnya, yakni tetap disandarkan pada pikiran dan jiwa si penderitanya.
Alias, tetap mengarah pada diri si penderitanya, apakah ada keinginan untuk sembuh dari arithmophobia? Jadi, benar-benar tergantung pada diri sendiri, sebab yang menguasai pikiran kita adalah diri kita sendiri, sehingga diri kita pula yang mampu dan tahu bagaimana caranya untuk mengatasi semua ketakutan yang kita rasakan.
Apakah bisa dibantu secara medis?
Masih dari narasumber yang sama, pengobatan lain yang bisa dijadikan pilihan yakni terapi. Seperti salah satunya terapi exposure, di mana penderita akan didekatkan secara perlahan kepada akar ketakutannya (angka).
Sedangkan, terapi lain yang bisa dipilih yakni CBT alias terapi perilaku kognitif, yang dominan akan melibatkan sebuah pembicaraan langsung dengan seorang terapis. Utamanya, yakni untuk belajar mengidentifikasi 'pikiran', seperti pikiran mana yang selama ini tidak benar. Jadi, benar-benar akan diajarkan untuk melatih (ulang) pikiran yang selama ini mengganggu supaya berpikir secara rasional.
Bagi sebagian orang mungkin baru saja mendengar istilah Arithmophobia, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa fobia ini berbeda yaa dengan orang yang 'tidak suka' pada angka, sebab memiliki penyebab, gejala, hingga membutuhkan sebuah diagnosa secara klinis.
Jika, merasakan ketakutakan yang berlebih khususnya terhadap angka, jangan pernah ragu untuk mengonsultasikannya langsung ke ahli profesional salah satunya psikolog.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasanmu dalam mengenal luasnya dunia literasi yaa. Salam hangat, salam sehat-sehat selalu untuk kamu yang lagi baca artikel ini.
Penulis: Dina Amalia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H