'Nilai historis' yang sudah terkandung dibuku bekas/lawas tidak ada dan tidak akan didapat pada buku (dengan judul sama) yang tahun terbitnya baru atau jauh lebih muda.
Sebagai contoh, karya-karya JK Rowling yang terbit mulai pada tahun 1997-an, dan masih hadir sampai saat ini.
Banyak orang yang masih memburu karya-karya beliau, tetapi benar-benar mencari versi originalnya, sebab di masa saat ini karya-karyanya sudah tercampur dengan versi bajakan.
Kebanyakan kolektor yang memburu karya-karya beliau bukan untuk sekedar membaca, tetapi ingin merasakan suasana dan harumnya masa-masa 90-an. Kalau berhasil dapat, seolah masa-masa dan cerita dari buku tersebut menjadi lebih hidup.
2. Habis karena bencana / kejadian tertentu
Kerap kali customer datang/menghubungi untuk nitip atau minta tolong dicarikan buku lawas, seperti yang paling sering direquest adalah buku-buku budidaya. Sebab dari permintaan tersebut biasanya karena koleksi mulai habis perlahan satu per satu, seperti hilang entah kemana, hingga karena bencana yang menyapu seisi rumah.
Kenapa minta tolong dan mencarinya ke toko buku bekas?
Kebanyakan yang terjadi dilapangan, buku-buku yang mereka cari sudah tidak diterbitkan lagi di masa sekarang, dan mereka paham/sadar karena melihat tahun terbit yang sudah tergolong lama. Jadi, jalan satu-satunya untuk bisa menemukan kembali buku yang hilang, mereka pasti menyambangi toko buku bekas untuk berburu.
Terkadang, kalau lagi beruntung, sekali mencari bukunya bisa langsung ketemu dan dibeli. Tetapi, kalau benar-benar buku langka, maka biasanya akan nitip (alias kalau tiba-tiba si penjual buku bekas dapat buku yang diminta, langsung segera menghubungi untuk bisa dibeli).
Jadi, bagaikan mencari-cari sebuah jarum kecil di gundukan jerami.
3. Memiliki dendam pada masa lalu