Perkembangan zaman turut mengubah kiblat usaha jual-beli produk ke arah yang semakin maju. Tak lain karena pengaruh dari 'tren digital' yang kian masif. Semula hanya mengandalkan jaringan besar untuk mendistribusikan produk, kini bisa dengan mudah menjangkau pembeli tanpa bantuan pihak lain.
Salah satunya, seperti model binis dunia perbukuan, di mana sebelumnya hanya mengandalkan 'product centric' alias relasi/jaringan dalam memasarkan produk, kini mulai beralih ke 'consumer centric' alias pendekatan langsung ke konsumen.
Bukan untuk menyulitkan, ketika zaman semakin akrab dengan teknologi, justru membuat pelaku usaha khususnya perbukuan semakin gencar untuk kembali 'menghidupkan' gairah aktivitas jual-beli, yang seakan dituntun dan dimudahkan dalam menjangkau konsumen secara lebih luas.
Lebih Akrab: dari Penerbit Langsung ke Konsumen
Saat dunia digital mulai bergema, industri perbukuan tidak diam saja, melainkan turut memanfaatkan dari berbagai sisi dengan personalisasi semua kebutuhan pembaca agar akses mendapatkan buku bisa jauh lebih mudah.
Dimulai dari sisi revolusi kertas ke layar alias e-book, hingga tetap menyediakan buku cetak yang tersedia melalui daring. Baik pembelian buku berwujud elektronik ataupun cetak, jejak 'perilaku' pada setiap pembelian dapat dengan mudah ditelusuri/dilacak.
Kemudahan ini, membuat penerbit bisa lebih memahami setiap perilaku para konsumen, yang pada akhirnya ingin jauh lebih akrab dengan memasarkan buku secara 'personal', alias menjual secara langsung berbagai genre buku ke pembaca (konsumen) melalui online store sendiri, yang bisa diakses melalui website resmi penerbit ataupun marketplace.
Proses pemasaran dan pendekatan ini juga turut diungkap oleh Stephanie Duncan yang merupakan Konsultan Penerbitan Digital Kanada melalui Kompas.id, "Kebanyakan (penerbit) memutuskan untuk menjual secara langsung buku mereka ke konsumen melalui toko daring. Hal ini, mungkin juga dipengaruhi oleh digital yang sangat memudahkan akses pendistribusian," ujarnya.
Dengan menggunakan model bisnis consumer centric seperti ini, tren pasar pada dunia perbukuan khususnya dari penerbit menjadi lebih menguat.
Terlebih ketika penerbit dan konsumen mulai merasa dekat, di mana jejak 'perilaku' pada pembelian buku kini menjadi fenomena sekaligus sarana 'request-an' konsumen terhadap penerbit, seperti ketika ada buku cetak diterbitkan, maka disitulah sering terdengar permintaan atau request-an konsumen untuk menerbitkan versi elektroniknya juga.Â
Pun sebaliknya, mungkin saja versi elektronik/e-book terbit lebih dulu, baru kemudian versi cetak diterbitkan mengikuti request-an atau permintaan.