Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Model Bisnis Perbukuan Bergeser, Lebih Akrab dengan Konsumen, Lebih Hemat Tanpa Buka Pertokoan

30 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:33 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pajangan Buku di Toko. (Sumber Foto: Pixabay/NoName_13)

Sebab, model usaha seperti ini tidak membutuhkan toko fisik, dominan dijalankannya melalui rumah. Tidak ada lagi istilahnya membayar sewa lapak, ditambah dengan biaya lainnya seperti listrik dan air. Kebutuhan yang biasanya diperlukan hanya pembersih untuk merawat dan membersihkan buku-buku secara rutin.

Jika, buku yang dijual datang dari koleksi pribadi, maka pemasukan yang didapat terbilang 98% tinggal keuntungannya saja. Sedangkan, jika memulai usaha ini dengan membeli buku kepada pemasok, tentu akan dikurangi dengan modal beli buku.

Apakah modal beli buku ke pemasok buku mahal?

Jawabannya adalah: Tidak. Sebab, buku-buku bekas bisa dibeli dan ditawar secara borongan per kardus atau per kilo. Sedangkan, buku baru original alias sebagai reseller dari penerbit resmi, maka ada beberapa biaya yang harus diperhitungkan lebih rinci lagi.

Kegiatan Pemasaran yang Membuat Buku Terus Laku

Antara buku original dari penerbit dan reseller, dengan buku original dari penjual buku bekas dan lawas, memiliki perbedaan dalam menarik pembeli.

Mengapa demikian?

Sebab, dari mulai kondisi dan jumlah buku sangatlah berbeda antara keduanya, yang menjadi metode penjualan pun cukup berbeda, meskipun masih ada yang selaras.

Seperti dari sisi kondisi, penerbit tentu selalu menyajikan buku-buku baru bahkan yang baru saja diterbitkan, sedangkan penjual buku bekas dominan datang dari buku-buku terbitan lama yang kondisinya sudah seadanya.

Namun, dari sisi jumlah penjual buku bekas dan lawas terbilang jauh lebih banyak memiliki koleksi buku, sebab buku yang datang dari masa lalu bisa tidak terhingga jumlahnya, dari mulai ratusan hingga ribuan, tetapi stok per judul bukunya dominan hanya 1. Sedangkan, penerbit dan reseller, jumlah bukunya tidak sebanyak penjual buku bekas alias masih terhingga, namun jumlah stok per judul bukunya tergolong cukup banyak sesuai produksi dan kondisi gudang.

Berikut perbedaan kegiatan pemasaran yang digunakan antara penerbit dan reseller, dengan penjual buku bekas dan lawas:

1. Promosi (Dominan digunakan oleh penerbit dan reseller)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun