Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Model Bisnis Perbukuan Bergeser, Lebih Akrab dengan Konsumen, Lebih Hemat Tanpa Buka Pertokoan

30 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:33 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pajangan Buku di Toko. (Sumber Foto: Pixabay/NoName_13)

Perkembangan zaman turut mengubah kiblat usaha jual-beli produk ke arah yang semakin maju. Tak lain karena pengaruh dari 'tren digital' yang kian masif. Semula hanya mengandalkan jaringan besar untuk mendistribusikan produk, kini bisa dengan mudah menjangkau pembeli tanpa bantuan pihak lain.

Salah satunya, seperti model binis dunia perbukuan, di mana sebelumnya hanya mengandalkan 'product centric' alias relasi/jaringan dalam memasarkan produk, kini mulai beralih ke 'consumer centric' alias pendekatan langsung ke konsumen.

Bukan untuk menyulitkan, ketika zaman semakin akrab dengan teknologi, justru membuat pelaku usaha khususnya perbukuan semakin gencar untuk kembali 'menghidupkan' gairah aktivitas jual-beli, yang seakan dituntun dan dimudahkan dalam menjangkau konsumen secara lebih luas.

Lebih Akrab: dari Penerbit Langsung ke Konsumen

Saat dunia digital mulai bergema, industri perbukuan tidak diam saja, melainkan turut memanfaatkan dari berbagai sisi dengan personalisasi semua kebutuhan pembaca agar akses mendapatkan buku bisa jauh lebih mudah.

Dimulai dari sisi revolusi kertas ke layar alias e-book, hingga tetap menyediakan buku cetak yang tersedia melalui daring. Baik pembelian buku berwujud elektronik ataupun cetak, jejak 'perilaku' pada setiap pembelian dapat dengan mudah ditelusuri/dilacak.

Kemudahan ini, membuat penerbit bisa lebih memahami setiap perilaku para konsumen, yang pada akhirnya ingin jauh lebih akrab dengan memasarkan buku secara 'personal', alias menjual secara langsung berbagai genre buku ke pembaca (konsumen) melalui online store sendiri, yang bisa diakses melalui website resmi penerbit ataupun marketplace.

Proses pemasaran dan pendekatan ini juga turut diungkap oleh Stephanie Duncan yang merupakan Konsultan Penerbitan Digital Kanada melalui Kompas.id, "Kebanyakan (penerbit) memutuskan untuk menjual secara langsung buku mereka ke konsumen melalui toko daring. Hal ini, mungkin juga dipengaruhi oleh digital yang sangat memudahkan akses pendistribusian," ujarnya.

Dengan menggunakan model bisnis consumer centric seperti ini, tren pasar pada dunia perbukuan khususnya dari penerbit menjadi lebih menguat.

Terlebih ketika penerbit dan konsumen mulai merasa dekat, di mana jejak 'perilaku' pada pembelian buku kini menjadi fenomena sekaligus sarana 'request-an' konsumen terhadap penerbit, seperti ketika ada buku cetak diterbitkan, maka disitulah sering terdengar permintaan atau request-an konsumen untuk menerbitkan versi elektroniknya juga. 

Pun sebaliknya, mungkin saja versi elektronik/e-book terbit lebih dulu, baru kemudian versi cetak diterbitkan mengikuti request-an atau permintaan.

Lebih Hemat: dari Rumah, Tanpa Buka Toko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun