Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Model Bisnis Perbukuan Bergeser, Lebih Akrab dengan Konsumen, Lebih Hemat Tanpa Buka Pertokoan

30 Oktober 2024   09:10 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:33 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pajangan Buku di Toko. (Sumber Foto: Pixabay/NoName_13)

Selain resmi dari penerbit, bisnis dalam dunia perbukuan dahulu memang melekat dengan 'toko buku fisik' yang di mana dominasi bukunya adalah buku-buku bekas dan lawas. Melekat juga dengan buku-buku yang dipajang di rak untuk menarik pembeli.

Ketika zaman semakin berkembang, rupanya juga ikut mengubah kiblat model usaha perbukuan, yang dahulu alternatif buku murah hanya bisa ditemukan melalui toko buku fisik, kini yang fisik itu sebagian besar sudah beralih ke toko online yang menjamur di marketplace, dan sudah minim proses pemajangan buku secara fisik karena kini beralih menjadi bentuk potret foto yang terpajang di etalase toko online.

Model usaha perbukuan sendiri terbagi menjadi dua kategori, berikut diantaranya:

1. B2B - Offline dan Online

Usaha perbukuan pada model ini datang dari penjual buku lama yang dominan memiliki toko fisik dan memiliki channel lebih luas dan besar, seperti antar sesama pengusaha buku, lembaga pendidikan, hingga perpustakaan. Namun, model ini tetap melayani pembelian secara per orangan.

Ketika tren digital kian masif, penjual model ini turut bertransisi ke pasar online. Meski konsumen yang datang dominan per orang, biasanya tetap menyediakan penjualan secara 'borongan' yang biasanya ditawar oleh penjual lainnya, kolektor, hingga lembaga. Kemudian, karena model ini memiliki channel yang lebih luas (dari sisi fisik dan online), maka soal pemasukan tentu jauh lebih besar.

2. B2C - Rumahan (Online)

Kedua, model inilah yang disebut jauh lebih hemat. Di mana ketika pasar online menggema, seakan membukakan jalan dan peluang usaha untuk pengolektor buku atau pemilik buku banyak. Selain itu, ada juga yang memang baru memulai usaha buku dan menjalankannya 100% dari rumah.

Ada orang yang memiliki banyak ragam buku tetapi suka kebingungan karena sudah terlalu penuh untuk didiamkan begitu saja, disisi lain juga sangat enggan untuk dibuang atau 'dikiloin'. Maka, hadirnya pasar online marketplace benar-benar membukakan mereka peluang untuk memasarkan buku-bukunya secara online.

Model usaha ini termasuk dalam B2C alias langsung menuju kepada konsumen. Tak tanggung-tanggung, lho. Biasanya penjual model ini memiliki jumlah buku mencapai ribuan dan 100% dipasarkan hingga dijalankannya secara online.

Kenapa disebut lebih hemat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun