Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Minat terhadap Buku Cetak Belum Mampu Tergantikan, tapi Butuh Dukungan!

22 Oktober 2024   07:03 Diperbarui: 22 Oktober 2024   16:41 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar bualan seperti itu rasanya nyeri. Sempat berpikir dan jadi bertanya-tanya sendiri, "terus selama ini kami bisa jajan, hidup, dan berdiri segar bugar darimana asalnya kalau bukan dari hasil menjual buku cetak?".

Faktanya, pasar buku masih hidup, juga banyak kepala yang bergantung darinya. Baik offline ataupun online, ribuan buku masih terpajang, ribuan pengunjung masih berlalu-lalang, lalu bagaimana hasil penjualannya? "Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya".

Terlebih penjual buku bekas, turut melestarikan buku cetak sebagaimana dulu ia diterbitkan dan dirawat pemiliknya.

Melirik minat buku cetak, sebenarnya bisa dilihat dari dua sisi, yakni buku-buku bekas dan buku-buku yang baru diterbitkan resmi oleh penerbit.

Setiap genre buku, tinggi-rendah peminatnya tentu berbeda-beda, baik dari sisi usia ataupun lapisan kelompok. Seperti contoh nyata, pada genre fiksi, yaitu komik. Di pasar buku bekas, komik cetak paling digandrungi sampai saat ini, hasil penjualan pada beberapa toko ada yang didominasi dari komik cetak saja. Sedangkan, dari sisi penerbit, Business Development KPG, Esthela Yeanette melalui laman IKAPI, mengungkap bahwa komik menjadi salah satu genre yang menurun (penjualannya).

Mengapa demikian? Sebab, dari sisi pasar buku bekas, memiliki koleksi komik yang berasal dari masa lampau, yang kini sudah tidak diterbitkan lagi ataupun yang masih diterbitkan namun sudah berganti nuansa (seperti cover dan pewarnaan isi komiknya), dan komik lampau inilah yang paling dicari-cari entah untuk sekedar nostalgia, melengkapi koleksi, ataupun baru ingin membacanya. Dideretan buku bekas, komik lampau jauh lebih diminati, ketimbang versi baru. Sedangkan, dari sisi penebit, masih dari sumber yang sama mengungkapkan, bahwa penjualan komik menurun disebabkan para pembaca yang beralih ke versi digital.

Walaupun berbeda antara pasar buku bekas dengan penerbit. Lagi-lagi, Esthela mengungkap, meski kepopuleran e-book meningkat, namun posisinya belum mampu menyaingi buku cetak, "Walau penjualan (e-book) semakin membaik, tapi belum mengalahkan buku cetak." ungkapnya.

Begitu pula dengan jangka waktu, tinggi-rendah peminat buku cetak juga berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan tertentu. Seperti contoh nyata, genre nonfiksi, salah satunya yaitu buku pelajaran, yang diminati dan dibutuhkan kurang lebihnya hanya setiap 6 bulan sekali, misal ketika pergantian semester ataupun kenaikan kelas. Biasanya ramai pembeli dari buku pelajaran ketika memasuki bulan Juni atau September, dan jika sudah lebih atau kurang dari waktu tersebut maka buku cetak pelajaran akan sepi peminatnya.

Bagaimana dengan genre lainnya? Apakah buku cetak juga tergolong masih diminati?

Jawabannya: Masih! Seperti kata-kata yang sering terdengar 'Selama penulis masih terus berkarya, selama itu pula penerbit akan terus mendistribusikannya'.

Buku cetak hingga kini tidak kehilangan penggemar, meski sebagian sudah beralih ke digital. Banyak kelebihan buku cetak yang tidak bisa dimiliki dan diberikan oleh buku digital, sehingga membuat sebagian besar pencinta buku tetap bertahan dan beberapa lembaga pun terus membutuhkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun