Pernahkah kamu menjumpai orang yang sangat suka mencium atau mengendus aroma buku? Atau bahkan kamu sendiri menyukainya?
Sebagian besar orang, terlebih para pencinta buku sejati tentu sudah tidak asing lagi dengan bau khas dari buku. Ketika baru dibuka, aroma tiap lembaran dan tintanya langsung menyeruak tercium.
Seseorang yang sangat suka menghirup atau mengendus aroma buku biasa disapa dengan julukan "Book Sniffer".
Istilah atau sebutan book sniffer sendiri mungkin jarang sekali terdengar bagi sebagian orang, namun sering kali disapa oleh para pencinta buku sejati, yakni merupakan perilaku seseorang yang sangat menikmati aroma khas dari buku, dan tidak jarang untuk mencium atau mengendusnya.
Bagi book sniffer kenikmatan mencium aroma buku menjadi bagian paling penting dari pengalaman membaca yang tentunya tidak dapat tergantikan oleh buku versi digital alias e-book.
Aroma Buku yang Bervariasi
Penikmat aroma buku terbagi menjadi dua, yakni hanya menyukai aroma khas dari buku-buku baru saja atau menyukai aroma khas dari buku-buku lama (lawas), bahkan ada juga yang menyukai keduanya.
Aroma buku sangat bervariasi, baik buku baru dengan buku lama (lawas) tentu memiliki aroma yang berbeda, dilansir dari Feed Your Fiction Addiction, berikut macam-macam aroma buku:
Aroma Buku Baru
- Bau kertas dan tinta
Aroma khas dari buku baru asalnya dari kertas dan tinta yang memakai bahan kimia AKD / Alkyl Ketene Dinner hingga Hydrogen Peroxide sebagai zat pemutih.
Selain itu, mewarta dari alinea.id, pembuatan kertas biasanya menggunakan zat aditif di saat proses produksi pulp berlangsung yang berfungsi untuk memberikan nilai lebih pada kertas, seperti dapat menghadirkan berbagai aroma khas tertentu, dapat menjadikan kertas jauh lebih licin atau fleksibel, hingga dapat merubah warna.
- Bau perekatÂ
Selain dari kertas dan tinta, aroma khas buku juga berasal dari perekat yang biasanya dipakai pada tahap penjilidan.
Aroma Buku Lama (Lawas)
Berbeda dengan buku baru, buku lama (lawas) memiliki aroma yang unik, seperti Aroma Vanilla, Aroma Manis hingga Aroma Almond.Â
Aroma buku lama (lawas) ini dihasilkan dari usia buku, jenis kertas, hingga kondisi buku, dimana ketika buku disimpan (seperti di rak) dan sering/rutin dibaca pasti akan terkena berbagai elemen lain, seperti debu, sinar matahari, hingga udara, sehingga satu diantara molekulnya akan hancur dan melahirkan asam.
Aroma buku-buku lawas dinilai jauh lebih harum dan autentik sekali, karena terkadang sudah berpindah-pindah tangan ditambah dengan cara perawatan dan penyimpanan tertentu. Aroma ini dianggap dapat membuat kita bernostalgia alias mengenang masa-masa yang telah lalu.
Seperti yang diungkap oleh kolektor buku yakni Kak Aldo melalui alinea.id, "Biasanya, kalau di lapak suka menemukan buku jadul, mungkin sudah berdebu. Kemudian dibuka dengan tangan halaman per halaman. Wanginya spesifik".
Aroma-aroma yang dihasilkan dari tiap buku tentu berbeda-beda, baik buku baru ataupun buku lawas semuanya tergantung raw material yang dipakai dalam proses produksi kertasnya.
Aroma Tempat Buku
Selain dari buku, aroma-aroma buku yang khas juga dapat tercium dari beberapa tempat khusus, diantaranya:
1. Perpustakaan
Tempat yang satu ini sangat kental sekali dengan berbagai kategori buku, sehingga aromanya pun sudah tidak asing lagi, baik buku baru ataupun lawas semua menjadi satu. Aroma kertas, perekat, tinta, lembaran-lembaran tua semuanya menjadi satu. Sampai-sampai tercium juga aroma sejarah hingga wangi warisan pengetahuan.
2. Toko Buku
Masih sama seperti perpustakaan, aroma toko buku juga khas sekali, hanya bedanya terletak pada kondisi.
Jika toko buku yang mengkhususkan buku-buku baru biasanya melekat dengan aroma perekat, tinta, dan kertas. Sedangkan, toko buku yang hanya menjual buku-buku bekas dan lawas biasanya sangat melekat dengan aroma manis, seperti vanilla, floral, hingga wood.
3. Lapak
Di tempat ini, aromanya tidak jauh berbeda dengan aroma toko buku bekas atau lawas, tergantung kondisi tempatnya apakah hanya menjual khusus buku saja atau digabung dengan barang-barang bekas lainnya, karena terkadang (lapak) menjual berbagai barang bekas, jadi tidak hanya ada buku saja.
Jika bercampur dengan barang-barang bekas lain, maka aromanya campuran dari manis hingga aroma-aroma usang atau retro.
Efek Mencium Aroma Buku
Jika mencium aroma buku sudah menjadi kebiasaan, lantas, adakah efek negatif yang timbul?
Mewarta dari Alodokter, dr. Amadeo Drian Basfiansa memaparkan, bahwa dari sisi aroma tidak menjadi masalah, karena ketika baru membeli buku sudah pasti langsung terhirup aromanya. Sedangkan, dari sisi mental juga belum ditemukan penelitian yang secara spesifik membahas mengenai hal ini secara mendalam.
dr. Amadeo melanjutkan, bahwasannya potensi-potensi masalah yang dapat muncul, yakni jika kita menghirup buku-buku lama yang sudah tidak terawat lagi, misalnya buku-buku yang sering tersimpan di gudang, buku-buku yang ditaruh di kardus atau keranjang kotor, dan serupa lainnya.Â
Hal ini menjadi masalah, karena berpautan dengan bakteri, parasit, hingga jamur yang kemungkinan besar akan terhirup oleh kita. Tentu jika terdapat banyak kotoran yang terhirup dan masuk ke paru-paru kita, dapat memicu berbagai penyakit, seperti asma, radang paru-paru, hingga penyakit-penyakit lainnya.
Itulah variasi-variasi aroma buku yang sangat nikmat dihirup bahkan bisa menjadi bernostalgia ketika menghirupnya.
Jika kita sangat suka menikmati menghirup aroma-aroma buku, kita juga harus pintar-pintar untuk memilah dan membatasi kebiasaan menghirup aroma-aroma tertentu, terutama yang berasal dari tempat kotor untuk menghindari potensi-potensi penyakit berbahaya.
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan dalam mengenal dunia buku ya. Sukses dan sehat-sehat selalu untuk kamu yang lagi membaca artikel ini.
Penulis: Dina Amalia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H