Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hidup pada dunia puisi dan literasi yang berkiprah pada penulisan buku serta media. | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Body Dysmorphic Disorder": Ketidakpuasan terhadap Penampilan Fisik dan Merasa Diri Sendiri Buruk

20 Juli 2024   06:17 Diperbarui: 20 Juli 2024   07:04 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: RT Aesthetics (Ilustrasi BDD -- Wanita Bercermin)

Sering kali kita merasa seperti ada yang kurang dari penampilan fisik diri kita sendiri, bahkan mungkin sudah menjadi hal yang lumrah. Misalnya ketika sedang bercermin, tiba-tiba kita mengeluh karena melihat wajah yang tumbuh beberapa jerawat atau merasa pipi agak gemukan, dan sebagainya.

Namun, tahukah kamu bahwa ada kecemasan yang sangat berlebih terhadap penampilan fisik. Kecemasan ini disebut dengan Body Dysmorphic Disorder, atau biasa disapa dengan sebutan BDD, yakni dimana seseorang merasa kurang puas dan khawatir secara berlebih atas kekurangan pada penampilan fisiknya.

Penderita gangguan ini menganggap bahwasannya kekurangan pada penampilannya adalah hal/masalah yang besar dan diperhatikan, padahal dimata orang lain yang melihatnya hanyalah sebuah hal kecil saja, bahkan tidak terlihat sebagai kekurangan, alias tidak menjadi pusat perhatian.

Melansir dari Jurnal Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder (2019), perasaan kurang puas dan kekhawatiran yang diidap oleh penderita BDD, sama dengan kecenderungan memiliki pikiran buruk atau negatif atas penampilan fisiknya sendiri yang pada akhirnya memicu terjadinya gangguan psikis.

Penyebab dan Kondisi Awal

Penyebab dari BDD sendiri menurut ahli belumlah terungkap. Namun, secara garis besar gangguan ini bisa terjadi karena tiga faktor, diantaranya yakni genetik, lingkungan, hingga kelainan.

Dari ketiga faktor tersebut, lingkungan juga menjadi penyebab yang terbilang serius, dimana penderita mendapatkan perlakuan dan penilaian yang negatif terkait citra tubuh mereka, misalnya seperti dibully fisik atau body shaming, dan bisa juga timbul karena trauma atau pengalaman yang buruk lainnya.

Tidak hanya faktor di atas saja, tercakup kondisi-kondisi lain yang menjadi pemicu timbulnya BDD, berikut diantaranya:

  • Memiliki tipe kepribadian tertentu, dalam hal ini contohnya seperti perfeksionis atau pemerhati detail yang cukup berlebih.
  • Memiliki trauma atau pengalaman yang kurang mengenakan, misalnya seperti pernah dibully atau diejek berulang oleh teman.
  • Ekspektasi tinggi yang didukung dengan tekanan sosial, misalnya memiliki sebuah ekspektasi mengenai standar kecantikan, ditambah dengan lingkungan atau bahkan tontonan yang kerap menekankan/memusatkan kecantikan secara fisik yang terbilang jauh dari kata realistis.
  • dan beberapa kondisi lainnya.

Gejala yang Sering Dirasakan

University of Utah Health
University of Utah Health
  • Penderita sering bercermin bahkan secara berulang kali hingga waktu yang tergolong lama, karena memperhatikan bagian tubuh yang dinilainya sebagai kekurangan.
  • Sering kali minder atau menghindar dari lingkungannya.
  • Merasa-rasa, alias suka meyakinkan diri sendiri bahwa terdapat cacat atau kekurangan yang menjadikan bagian tubuh tertentu terasa buruk atau jelek ketika dilihat.
  • Suka membanding-bandingkan fisik / penampilannya sendiri dengan kerabat dekat atau orang lain.
  • dan gejala-gejala lainnya.

Dampak Serius

Baca juga: Puisi: Diri Sendiri

Merangkum dari beberapa sumber, berikut dampak serius dari BDD:

1. Perasaan tidak nyaman yang membuat penderita menjadi minder

Dampak pertama yang biasa dirasakan oleh penderita gangguan ini, yakni merasa tidak nyaman atau sangat gelisah ketika harus berkegiatan sehari-hari seperti orang pada umumnya, bahkan penderita sering memvonis dirinya sendiri buruk atau tidak pantas karena perasaan malu dan gelisah yang selalu timbul, alhasil menjadikan dirinya minder ketika berhadapan dengan banyak orang.

Mewarta dari Alodokter, rasa tidak nyaman, kurang puas, atau gelisah yang dirasakan oleh penderita gangguan ini bukan semata-mata menyangkut kekurangan tentang bentuk tubuh saja, misalnya berat badan. Tetapi kekurangan penampilan fisik yang dimaksud yakni seperti bentuk hidung yang kurang mancung, rambut yang mudah rontok, merasa terlalu pendek, hingga kulit tubuh yang terdapat keriput, dan bagian-bagian tubuh lainnya.

2. Menutupi segala kekurangannya dengan berbagai cara

Penderita memiliki perilaku yang berulang dalam mengecek penampilannya, contoh kecil seperti dari cermin, yakni selalu bercermin dalam waktu yang lama hanya untuk melihat kekurangan yang dimilikinya.

Setelah mengecek penampilan dalam waktu yang lama, penderita biasanya akan langsung menutupi kekurangannya, seperti misalnya menutupi dengan pakaian yang jauh lebih tertutup dari sebelumnya, hingga menggunakan begitu banyak rangkaian makeup.

3. Melakukan perubahan penampilan dengan operasi plastik

Selain berdampak pada pikiran dan perasaan, penderita gangguan ini bahkan tidak ragu sama sekali dalam mengambil langkah untuk melakukan perubahan bentuk (alias operasi plastik) sesuai keinginannya, alih-alih akan mendapatkan rasa yang puas.

Katakan Tidak Pada Self-Diagnose

Mungkin kita sering merasa ada yang kurang dari bagian tubuh atau penampilan kita, namun bukan berarti kita bisa memvonis sebuah penyakit atau gangguan secara mandiri.

Jika menyangkut gangguan psikis seperti gejala BDD, sebaiknya mencari pertolongan atau bantuan ke tenaga profesional supaya bisa mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat.

Melansir dari Liputan Univ. Gadjah Mada (ugm.ac.id), ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah timbulnya gangguan BDD, berikut diantaranya:

1. Pemahaman yang mendalam. Mempelajari mengenai BDD dari berbagai sumber untuk memahami bagaimana faktor / tanda-tandanya hingga risikonya. Hal ini sangat diperlukan guna membantu mengetahui gejala-gejala awal.

2. Menanamkan mindset yang positif dan sehat. Dimulai dari berlatih untuk menghargai diri sendiri, menerima setiap kekurangan, dan selalu menghargai bahwa tiap-tiap individu memiliki keunikan dan keelokannya masing-masing.

3. Menubuhkan rasa percaya diri yang tinggi. Poin ini bisa ditumbuhkan melalui aktivitas sehari-hari yang memfokuskan diri pada bakat, keterampilan, kemampuan, dan semua hal yang bernilai positif. Jadi, tidak hanya memfokuskan diri kepada penampilan fisik semata.

4. Mengontrol rasa membanding-bandingkan diri. Fokus terhadap apa yang dimiliki diri sendiri, dan menghindari rasa ingin membanding-bandingkan penampilan diri dengan teman atau orang lain, sekalipun dari apa yang dilihat melalui sosial media.

5. Mencari lingkungan yang positif dan saling mendukung. Mengusahakan untuk mencari dan berada di lingkungan yang positif, baik keluarga ataupun teman, hingga merajut hubungan dengan sehat untuk bisa saling memahami dan saling mendukung. Dengan adanya dukungan dari teman ataupun keluarga tentu bisa membantu sekali dalam menumpas stres.

Ketika mengalami gejala atau tanda yang amat mengganggu seperti rasa cemas dan gelisah yang berlebih terkait penampilan fisik, jangan pernah ragu untuk segera mencari pertolongan ke tenaga profesional dari psikiatri yang tentunya sudah terlatih di bidang tersebut.

Semoga bermanfaat yaa, sehat-sehat dan sukses selalu untuk kamu yang sedang membaca artikel ini.

Penulis: Dina Amalia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun