Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Intip Peluang Bisnis dari Buku Bekas dan Kiat Sukses untuk Memulainya

11 Juli 2024   07:46 Diperbarui: 11 Juli 2024   17:06 3105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Shopee / Kromo Pedia Group

Terjangan era digital kian merubah kiblat segala informasi, yang semula hanya bisa didapatkan dari versi cetak kini beralih ke layar elektronik, salah satunya yakni buku, di mana sebelumnya hanya ada bentuk cetak atau fisiknya saja menjadi ikut beralih ke versi digital atau biasa disebut E-Book.

Meski demikian, membaca buku melalui bentuk cetak atau fisik belumlah tergantikan bagi sebagian orang, karena dipercaya memiliki pesona tersendiri ketika membacanya, diantaranya bisa dengan mudah dicoret atau menandai bagian yang kita sukai, lebih khusyuk atau fokus alias tidak seperti di versi digital yang mungkin saja sering terganggu karena notifikasi hingga iklan, dan pastinya ramah untuk penglihatan jika dibandingkan dengan versi digital yang langsung berhadapan dengan cahaya di layar handphone, belum lagi durasi penggunaannya yang terkadang bikin mata menjadi pegal atau lelah.

Hal tersebut diaminkan oleh beberapa pecinta buku yang dilansir dari Quora, "Saya sampai saat ini tetap membaca versi fisiknya. Alasannya sederhana sih, membaca lewat ponsel itu tidak enak di mata... Buku fisik selain bisa lebih fokus, juga bisa dijadikan barang koleksi..." ungkap Kak Brian.

Masih dengan pendapat selaras, Kak Fifi juga mengungkapkan bahwa membaca buku dengan versi fisik lebih menjiwai dan bisa dengan bebas menandai isi buku yang menarik, "Saat membaca buku secara fisik, saya merasa lebih menjiwai cerita buku tersebut... Saya juga dapat menandai / mencoret-coret hal yang menarik dalam buku menggunakan pena. Terkadang saya juga menambahkan quote".

Tak hanya buku baru saja yang diburu, hingga kini buku bekas pun juga digemari dan dicari-cari. Menilik banyaknya buku bajakan yang semakin beredar luas, sebagian besar pencinta buku memilih untuk membeli buku yang original meskipun sudah dalam kondisi bekas.

Selain itu, buku-buku bekas digeluti karena bernilai jual tinggi, seperti dilihat dari tahun terbit, cover buku dengan model/tokoh tertentu, hingga kondisi buku yang sudah tidak diterbitkan lagi dimasa kini alias sudah langka.

Peluang Bisnis dari Menjual Buku Bekas

Dirangkum dari pengalaman pribadi hingga beberapa sumber lain, berikut peluang bisnis buku bekas yang bisa kamu coba:

1. Hanya butuh modal rendah, bahkan bisa nol rupiah 

Modal untuk menjual buku bekas sangatlah rendah bahkan nol rupiah, di mana kita bisa memulainya menggunakan koleksi pribadi yang memang sudah tidak digunakan lagi. 

Terkadang, ketika memiliki koleksi buku pribadi namun sudah terlalu banyak, rasanya ingin memilah bahkan membuangnya begitu saja, atau berpikiran juga untuk dikiloin.

Hal tersebut tentu menjadi sia-sia apalagi jika kondisinya masih bagus dan layak baca. Padahal, kita bisa coba untuk menjualnya sendiri, seperti melalui marketplace, tentunya akan bermanfaat kembali untuk orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun