Jika, seseorang 'the real rajin' atau bahkan memang 'ambisius', sekiranya ia memanfaatkannya ke arah yang positif, tidak jadi masalah, yang terpenting tidak merugikan atau tidak menjatuhkan orang lain dalam menggapainya.
Seperti yang sering kali orang tua hingga guru kita ajarkan, bahwa 'Sekiranya kita mau menilai seseorang, baiknya kita introspeksi diri dulu', seperti dalam hal ini, jika kita tengok diri kita, 'apa jangan-jangan kita yang terlalu malas yaa, bukan mereka yang ambis'.
Dalam 2 hal 'Rajin' dan 'Ambisius', perlu diketahui bahwasannya jika kita tidak paham akan artinya, namun sering kali melontarkannya hingga salah kaprah, maka tentunya akan menimbulkan stigma buruk hingga dapat menghambat pertumbuhan mereka, 'hanya karena panggilan yang dilontarkan'. Seperti yang diungkapkan pada media Kumparan, bahwa stigma tentang 'anak ambis' bisa membatasi potensi-potensi yang mereka miliki. Cukup saling menghargai dan jadikan sikap positif mereka sebagai inspirasi untuk diri kita, mungkin saja diri kita sendiri yang belum mampu melawan rasa malas seperti banyak hal yang sudah mereka terapkan.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat ya dan membantu dalam memahami arti 'Rajin' dan 'Ambisius' yang selalu dipandang sama padahal berbeda.
Penulis: Dina Amalia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H