Sikap 'Rajin' juga bisa dilatarbelakangi dari Manajemen Waktu ataupun Journaling, yakni salah satu agenda kegiatan yang terbiasa ditata, hingga membuat journaling seperti menata dalam tulisan apa saja yang kita butuhkan, menulis semua jadwal kegiatan yang akan kita lakukan, merencanakan apa saja yang akan kita kerjakan dalam beberapa waktu kedepan, dan sebagainya.
Ketika seseorang terbiasa dengan memanajemen waktu yang baik, biasanya akan terlihat dari sikapnya yang melakukan berbagai hal sangat tertata rapih dan jarang merasa kebingungan akan melakukan hal apa selanjutnya. Istilah jaman sekarangnya yaitu 'gabut', bagi orang yang terbiasa memanajemen waktu biasanya tidak mengenal lagi kata gabut, karena sangatlah produktif untuk segala kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukannya, sekalipun hal tersebut mungkin hanya bersantai dengan menonton film, membaca buku, dan sebagainya.
Cenderung Aktif
Cenderung aktif yang dimaksud dalam hal ini bukan sebuah hal yang mencerminkan seseorang tidak fokus, melainkan sikap dimana seseorang itu tidak bisa diam, seperti selalu inginnya gerak, inginnya mengeksplor banyak hal, hingga menjadi produktif. Contohnya, seseorang yang aktif mengikuti kegiatan organisasi, dimana didalamnya banyak sekali aktivitas rutin dan berbagai acara yang dilaksanakan.
Melakukan Berbagai Hal Tanpa Menunggu Diperintah
Sikap 'Melakukan Berbagai Hal Tanpa Menunggu Diperintah' biasanya akan lebih memperlihatkan bahwa diri seseorang tersebut rajin, karna kebanyakan orang dalam melakukan hal apapun biasa menunggu perintah baru menjalankannya, bahkan jika sudah ada perintah pun masih banyak yang suka berleha-leha atau menunda-nunda.
Jika ditarik benang merahnya, sikap 'Rajin' sendiri yakni memang benar-benar pribadi yang optimis dan memiliki rencana-rencana yang matang dimulai dari hal-hal kecil yang akan dilakukannya, namun tetap menyesuaikan antara kemampuan dengan impiannya.
Sedangkan, 'Ambisius' dilatarbelakangi oleh sebuah pencapaian, dimana seseorang menggebu-gebu untuk menggapainya. Dalam menggapai hal yang diinginkan tersebut, beragam cara akan dilakukan, supaya bisa tergapai keingingannya.
Sifat ini bisa dinilai ke arah positif ataupun negatif, tergantung bagaimana seseorang yang ambisius ini bersikap, apakah menyikapinya dengan cara yang baik atau sebaliknya.
Sebagai contoh positif, jika seseorang ingin menggapai cita-citanya memasuki Universitas yang diinginkan, maka dia akan fokus belajar dan terus memotivasi dirinya sendiri. Dalam hal seperti ini, ia mampu mengendalikan dirinya sendiri dan tidak mudah terpengaruh hal-hal yang mengganggu disekitarnya. Sikap ambisius ini sendiri biasanya memang dilatarbelakangi oleh the real pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya dan juga mempunyai rasa confidence yang tinggi.
Sedangkan, dalam hal negatif, jika seseorang yang berambisi untuk menggapai hal yang diinginkannya namun ternyata bisa merugikan orang lain, yakni dimana ia terlalu fokus terhadap hal yang diinginkannya dan membuat sebuah target, sampai-sampai hal yang dilakukannya menimbulkan rasa gelisah atau khawatir. Hal tersebut akan terasa berlebihan hingga membuat dirinya kekurangan rasa empati terhadap lingkungan sekitarnya.
Melasir dari Ruang Kreasi, bahwa 'Ambisius' cenderung untuk memaksakan kehendak, hingga tidak suka atas pencapaian orang lain. Kata lainnya, ambisius itu takut tersaingi, tidak suka jika ada orang lain atau kerabat terdekatnya jauh lebih unggul dibandingkan dengan dirinya. Jadi berbagai cara akan dilakukan supaya bisa menyaingi dan terlihat lebih unggul.