Berbicara soal Santri,biasanya terkait dengan Kiyai sebagai sentral Ulama,Asrama atau pondok sebagai tempat tinggal dan kegiatan keagamaan .semula pengajaran agama islam dipondok pesantren diberikan dengan cara non-klasikal(sistem pesantren),dimana seorang kyai mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang dikarang oleh ulama-ulama pada pertengahan abad ke 12-15 H. seiring perjalannya waktu pesantren sudah mengajarkan kitab-kitab dalam bahasa arab dan bahasa indonesia yang dikarang oleh ulama dan tokoh agama abad 20.
itulah sebabnya pesantren belakangan ini telah berkembang dan merupakan lembaga gabungan antara sistem pesantren (non-klasikal) dan sistem pendidikan formal secara bersama-sama.disini pesantren mengajarkan sistem tradisional dan juga memberikan sistem pendidikan modern (modern schooling)baik yang bersifat umum atau atau agama yang lazim yang disebut Madrasah. Hal ini dilakukan guna meningkatkan pengetahuan,pengalaman serta keterampilan para santri dalam mencapai tujuan ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang semakin canggih.
Adapun usaha pesantren masa kini dalam pengajarkan para santri adalah pesantren tetap pada prinsip lembaga pendidikan islam dengan ciri khas sekalipun ia banyak terlibat dalam permasalahan kemasyarakat seperti perekonomian,kesehatan,lingkungan, dan aspek-aspek pembangunan lainnya. Sedangkan ciri khas pesantren tersebut adalah secara umum para santri dididik dan dilatih untuk hidup dalam kesederhanaan,rendah hati,jujur,dapat menyesuaikan diri,tidak takabbur,tabah menghadapi segala tantangan dan godaan dan juga dilatih menjadi seorang yang ikhlas dalam menghadapi cobaan dalam segala perbuatan secara islami.
Kemudian hubungan santri dengan upaya mengembangkan sikap modern,terlebih dahulu perlu diketahui arti,nilai,sikap, dan tingkah lagu yang terdapat dalam masyarakat modern,arti modern sebenarnya adalah sesuatu yang dipandang  baru yang menggantikan sesuatu yang telah lama berlaku. Namun demikian ,para pakar pengembang teori modernisasi memakai istilah modern untuk konsep yang mengandung arti tertentu,misalnya manusia modern atau masyarakat modern.
Masyarakat Modern berkepentingan dalam inovasi,dengan penemuan-penemuan baru baik itu berupa gagasan,tindakan atau barang-barang baru. Dalam hal ini ada beberapa faktor penting yang membuat Masyarakat cenderung menjadi modern. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Sistem pendidikan yang maju.
2. Pesatnya industrial.
3. Media massa.
4. Urbanisasi.
Disamping faktor-faktor lain yang mendukung.
Manusia modern, sebagaimana yang dirumuskan oleh Khal (1974),adalah manusia aktif yang mempunyai kecendrungan selalu berusaha menguasai hidupnya,merencanakan sesuatu untuk masa depan,bergerak naik dalam hirarki status sosialnya, serta memperbaiki kondisi-kondisi materinya.
Sedangkan  nilai, sikap dan tingkah laku modern,menurut tokoh psikologi kenamaan tersebut,meliputi:
1.Aktifisme.
2.Rendahnya ikatan kekeluargaan.
3.Individualisme.
4.Aktif memanfaatkan media massa untuk mencapai fakta dan informasi.
5.Menghargai sikap orang lain.
6.Berani mengambil resiko.
7.Kepercayaan keagamaan rendah.
Pandangan lain, Inkeles dan Smith mengatakan bahwa nilai,sikap dan tingkah laku yang terpadu kedalam modernitas seseorang antara lain:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru.
2. Kesiapan untuk menerima perubahan sosial.
3. Efficacy.
4. Kebiasaan merencanakan dan bekerja tepat waktu.
5. Berorientasi kemasa depan.
6. Percaya tanpa beprasangka buruk.
7. Kecenderungan melepaskan diri dari ikatan keluarga besar (Individualisme).
8. Menghargai keluarga kecil dan kesamaan status serta hak-hak kaum wanita.
9. Aktif berperan serta dalam kegiatan politik dan gerakan-gerakan sosial lainnya/
10. Lebih senang hidup dikota untuk mengejar kemajuan.
Demikian hal-hal tersebut,kita dapat memahami dengan baik apa yang dimaksud sikap modern. Maka upaya mengembangkan sikap modernitas santri tanpa meninggalkan Nilai-Nilai agama islam haruslah dilihat dan diidentifikasikan unsur-unsur manakah dalam modernisasi,yang sesuai dan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam.
KESIMPULAN
Sebagian besar  nilai-nilai modern yang sesuai dengan nilai-nilai agama islam antara lain adalah: Keterbukaan,efficacy(sebagai lawan fatalisme),perencanaan dan ketepatan waktu dalam mengerjakan sesusatu,orientasi kemasa depan,percaya dan menghormati orang lain,optimis dan berani mengabil resiko dalam mencapai kemajuan,menerima perubahan-perubahan sosial,aktif berperan serta dalam kegiatan-kegiatan politik dan sosial,aktif berkomunikasi untuk mencari informasi dan pengalaman baru,dan lain sebagainya.
Dengan demikian,terdapat juga nilai-nilai modern yang bertentangan dengan nilai-nilai agama islam, seperti; Sekularisme,kepercayaan keagamaan rendah,individualisme,dan rendahnya ikatan kekeluargaan,yang kemunculannya itu didunia pesantren tidak kita kehendaki. Hal ini jika tidak segera kita singkirkan akan muncullah egoisme para santri yang tidak mau bergotong royong dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat,disamping itu muncul pula pudarnya ketaqwaan para santri terhadap Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H