Sedangkan alasan LSM atau Komunitas yang menolak antara lain seputar permasalahan di bawah ini :
1. Keyakinan (Uga) dari Para Leluhur (Karuhun) yang ada disana. (Alasannya wasiat karuhun, kampung tidak boleh diganggu, dirubah, dan dirusak)
2. Tekstur alam di titik bendungan kali Cimanuk sebagai sumber air utama Waduk Jatigede (Alasannya kondisi tanah yang labil, rawan gempa jalur balibis)
3. Situs sejarah dan Makam Peninggalan dari Karuhun Sumedang dan Kerajaan Sumedang Larang (Alasannya situs tidak bisa dipindahkan)
Seputar tiga alasan itulah mereka yang menolak terus berkutat, bahkan alasan pertama di atas telah mengkhawatirkan keselamatan aqidah, jangan sampai dipertentangkan atau disamarkan dengan keyakinan agama. Sebab agama, terutama agama Islam sangat menghindari kepercayaan yang menyimpang dari aqidah, misalnya keyakinan yang menyatakan jika pemerintah tetap menggenangi itu waduk maka akan menyebabkan lahirnya keuyeup raksasa alias keuyeup bodas.
Sebagai seoarang muslim yang baik dan selamat aqidahnya mari kita kembalikan keyakinan kita kepada Allah bahwa yang menciptakan makhluk adalah kholiq (Sang Pencipta) yakni Allah Subhanahu Wata'ala. Jika pemerintah telah menunaikan kewajibannya kepada mereka yang terkena dampak waduk Jatigede, rakyat dan warganya sudah menerima semua hak-haknya maka demi kebaikan dan kemashlahatan umum lanjutkanlah, proyek itu, tetapi jika masih ada hak-hak warganya yang belum ditunaikan maka tunaikanlah sampai tuntas, karena waduk sudah mulai digenangi sejak tanggal 31 Agustus 2015 lalu.
Harapan penulis adalah semoga kesejahteraan, keamanan, keberkahan dan keselamatan melimpah di area waduk terbesar di Asian Tenggara itu selain waduk yang lainnya seperti Jatiluhur yang sudah ada di Purwakarta. Mengembalikan waduk kepada fungsinya serta menjadi sumber kehidupan khususnya warga Sumedang, dan umumnya warga Jawa Barat serta Indonesia.
#SaveJatigede #SejahterakanWarganya #Selamatkan Indonesia
Wallahu a'lam. [DM].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H