Mohon tunggu...
Predictors Dims
Predictors Dims Mohon Tunggu... Dosen - Predicting by history

Keep The ..[Red and White]..Flag Flying High

Selanjutnya

Tutup

Bola

Saran Persiapan Timnas U-19 untuk Piala Dunia U20 2021: Melihat Kasus Selandia Baru U20 2015

11 November 2019   17:57 Diperbarui: 11 November 2019   18:02 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar bola.com

"There ain't no such thing as a free lunch"  merupakan kalimat yang dipopulerkan oleh Robert Heinlein dalam Novel-nya yang berjudul The Moon Is a Harsh Mistress yang terbit tahun 1966.

Kalimat tersebut sering dipergunakan untuk menunjukkan bahwa setiap pilihan pasti akan ada 'cost' yang harus dibayarkan. Konsep tersebut berlaku juga dalam olahraga khususnya sepak bola.

Sekitar 40 tahun silam, Timnas Indonesia U-19 pernah merasakan sendiri konsep dari "no free lunch" tersebut. Pada Piala Dunia U-20 tahun 1979, Timnas U-19 menjadi salah satu wakil dari zona AFC karena mendapatkan 'hadiah' atas penolakan Irak yang seharusnya lolos ke Piala Dunia U-20. Dengan 'hadiah' tersebut, Timnas U-19 memang mencatatkan diri sebagai tim pertama dari kawasan Asia Tenggara yang tampil di Piala Dunia (U-20) namun tentu ada konsekuensinya. Setidaknya sampai dengan Piala Dunia U-20 2009, Performa Timnas U-19 di Piala Dunia U-20 1979 menjadi rekor performa paling buruk dalam sejarah Piala Dunia U-20 (sebelum rekor tersebut dipecahkan oleh Timnas Tahiti U-20).

Pada partisipasi pertamanya, Timnas Indonesia U-20 yang saat itu bergabung dengan Argentina, Polandia, dan Yugoslavia di Grup B harus rela menjadi 'lumbung gol'.  Dari tiga pertandingan, Timnas U-20 yang saat itu dilatih oleh Soetjipto Soentoro harus  kebobolan sebanyak 16 gol dan tidak mampu mencetak satu gol pun. Persiapan yang minim menjadi faktor penyebab Timnas U-19 saat itu meraih catatan buruk.

Sekitar 40 tahun setelah mendapat 'hadiah' tampil di Piala Dunia U-20 1979, Indonesia kembali mendapat 'hadiah' yang tidak terduga.  Pada 24 Oktober kemaren, Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.  Dengan ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah, Timnas Indonesia U-19 berhak berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20 2021 tanpa perlu melalui jalur kualifikasi.  Namun mendapat 'hadiah' karena status sebagai tuan rumah sering kali memunculkan konsekuensi bagi tim yang lolos karena status tersebut. Salah satu konsekuensinya adalah persiapan yang kompetitif untuk menghadapi kompetisi resmi.

Pada Kejuaraan AFC U-19  tahun lalu, Timnas U-19 lolos karena status sebagai tuan rumah.  Timnas U-19 saat itu memang tetap ikut dalam Kualifikasi namun kurang menunjukkan performa yang maksimal karena sudah dipastikan lolos ke Kejuaraan AFC U-19 2018. Indonesia yang bergabung dengan Korea Selatan, Malaysia, Timor leste, dan Brunei mengakhiri Kualifikasi di peringkat tiga karena takluk dari Korea Selatan dan Malaysia.

Pada Kejuaraan AFC U19 2018, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah memang lolos dari Penyisihan Grup namun hanya sebagai runner-up karena sempat kalah 5-6 atas Qatar.  Pada Fase Perermpat Final, Timnas U-19 bahkan dijegal oleh Jepang dengan skor 0-2 sehingga gagal lolos ke Piala Dunia U-20 2019. Indonesia untuk menghindari pengalaman tersebut, ada baiknya kita belajar dari Selandia Baru ketika menjadi tuan rumah empat tahun lalu.

Pada bulan Maret 2011, Selandia Baru terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2015. Sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Selandia Baru sudah pernah lolos ke Piala Dunia U-20 sebagai wakil dari OFC sebanyak tiga kali (2007, 2011, dan 2013).  Dalam tiga kesempatan tersebut, Selandia Baru selalu gagal pada Fase Penyisihan Grup.

Pada Piala Dunia U-20 2013, Selandia Baru bahkan mendapatkan catatan terburuknya selama berpartisipasi di ajang tersebut.  Pada saat itu, Selandia Baru harus menelan tiga kekalahan dari Uzbekistan 0-3; Uruguay 0-2; dan Kroasia 1-2.  Catatan tersebut bahkan lebih buruk dibandingkan partisipasi pertamanya di Piala Dunia U-20 2007.  Pada Piala Dunia U-20 2007, Selandia Baru juga menelan tiga kekalahan namun jumlah kebobolan masih lebih sedikit dibandingkan Piala Dunia U-20 2013.

Selandia Baru yang saat itu sudah ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2015 tidak ingin catatan buruk di Piala Dunia U-20 2013 terulang di kandang sendiri. Sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia U-20 2015 di kandangnya sendiri, Selandia Baru akhirnya memutuskan untuk 'mempromosikan' Darren Bazeley yang sebelumnya merupakan pelatih Timnas U-17 menjadi pelatih Timnas U-20. Selandia Baru.

Dalam rangka persiapan menghadapi Piala Dunia U-20 2015, Timnas Selandia Baru U-20 melakukan rangkaian pertandingan uji coba diantaranya melawan klub-klub lokal, tim-tim dari Zona OFC, dan juga uji coba melawan Uzbekistan.  Timnas Selandia Baru U-20 juga berpartisipasi dalam tiga Turnamen Internasional: Panda Cup 2014 di China; Aspire Four nations Youth Tournament di Qatar; dan Five Nations Series 2015 di Selandia Baru.  Selandia Baru U-20 bahkan memutuskan tidak berpartisipasi dalam Kejuaraan OFC U-20 2014 karena mungkin melihat tingkat persaingan di kompetisi tersebut yang kurang cocok untuk menjadi ajang persiapan.  Dengan rangkaian persiapan yang dilakukan sejak 2013, Timnas Selandia Baru U-20 untuk pertama kalinya sukses lolos ke Fase 16 Besar di Piala Dunia U-20 2015.

  Timnas Indonesia U-19 telah melakukan pertandingan uji coba Internasional melawan Iran U-19, dan China U-19.  Dalam pertandingan melawan Iran U-19, Timnas U-19 meraih satu kemenangan 1-0 dan satu kekalahan 2-4.  Hal yang sama juga terjadi saat Timnas U-19 berhadapan dengan China.  Timnas U-19 menang 3-1 di pertandingan pertama namun kalah 1-3 di pertandingan kedua. Sementara dalam pertandingan uji coba melawan tim-tim lokal, Timnas U-19 sudah berhadapan dengan Persibo Bojonegoro, Deltras Sidoarjo, Persekabpas Pasuruan, TIRA Persikabo, dan Tim Pra-PON DKI.  Dari kelima pertandingan melawan tim-tim lokal, Timnas U-19 meraih empat kemenangan dan imbang sekali saat berhadapan dengan TIRA Persikabo. Namun rangkaian pertandingan uji coba yang telah dilakukan Timnas U-19 sementara ini baru berfokus pada Kejuaraan AFC U-19 2020. 

Dengan memperhatikan persiapan Selandia Baru U-20 untuk Piala Dunia U-20 2015, rangkaian pertandingan uji coba yang telah dilakukan Timnas U-19 memang bisa dikatakan belum cukup.  Sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia U-20 2021, Timnas Indonesia U-19 perlu menambah lagi rangkaian pertandingan uji coba yang dilakukan melawan klub-klub lokal dan juga Timnas negara lain. 

Timnas U-19 perlu melakukan pertandingan uji coba Internasional melawan Tim-tim dari zona UEFA, CONMEBOL, maupun CAF untuk menghadapi Piala Dunia U-20 2021.  Lawan-lawan yang dipilih juga sebaiknya yang berpengalaman dalam partisipasi di Piala Dunia U-20.  Dalam melakukan pertandingan uji coba internasional melawan tim-tim dari ketiga zona tersebut, PSSI harus segera bergerak untuk menjadwalkan pertandingan uji coba untuk Timnas U-19.

Selanjutnya Kualifikasi Kejuaraan AFC U-19 2020 dan juga Kejuaraan AFC U-19 2020 juga bisa dimanfaatkan sebagai bagian dari persiapan menghadapi Piala Dunia U-20.  Hal ini melihat hasil dari wakil AFC dalam Piala Dunia U-20 beberapa bulan lalu yang menyiratkan tingkat persaingan di kejuaraan AFC U-19 sudah bisa disetarakan dengan Kejuaraan UEFA U-19.  Namun harus diperhatikan ketika berpartisipasi dalam Kualifikasi Kejuaraan AFC U-19 2020 maupun Kejuaraan AFC U-19 2020, para pemain Timnas U-19 harus tetap dipacu rasa kompetitifnya dengan tetap menetapkan target untuk kedua kompetisi tersebut.  Dengan menetapkan target, para pemain Timnas U-19 diharapkan tetap mengusahakan performa yang optimal dalam kedua kompetisi tersebut dan mengabaikan status kelolosan di Piala Dunia U-20 2021.

Timnas U-19 juga perlu berpartisipasi dalam satu atau dua Turnamen Persahabatan Internasional untuk lebih mengoptimalkan lagi tingkat kompetitif dari para pemain menghadapi Piala Dunia U-20 2021.  Turnamen Persahabatan Internasional yang dipilih juga tidak boleh sembarangan.  Turnamen Persahabatan Internasional yang dipilih sebaiknya mempunyai tingkat kompetitif yang cukup tinggi.  Hal ini tentu menjadi tanggungjawab PSSI untuk mengikutsertakan Timnas U-19 pada Turnamen Persahabatan Internasional yang tepat. 

Persiapan berikutnya yang harus diperhatikan adalah masalah fisik dan stamina. Faktor fisik dan stamina sering kali menjadi kendala bagi para pemain Timnas saat berlaga di kompetisi resmi terutama saat sudah masuk ke Fase Knock-Out.  Program latihan untuk meningkatkan fisik dan stamina para pemain Timnas U-19 harus segera dirancang karena lawan-lawan yang mungkin dihadapi di Piala Dunia U20 nanti mempunyai keunggulan dalam faktor stamina.

Persiapan yang tidak kalah penting adalah berkaitan dengan pelatih.  Dengan tujuan memanfaatkan Kualifikasi Kejuaraan AFC U19 dan Kejuaraan AFC U19 2020 sebagai persiapan menghadapi Piala Dunia U20 2021, penulis justru menyarankan PSSI tidak mengganti dulu pelatih Timnas U-19 setidaknya sampai dengan Kejuaraan AFC U19 2020 selesai. 

Pergantian pelatih Timnas U-19 yang dilakukan Pasca Kualifikasi Kejuaraan AFC U19 2020 untuk menghadapi Piala Dunia U20 2021 menurut penulis terlalu tergesa-gesa. Pergantian pelatih sebaiknya dilakukan setelah evaluasi hasil dari Kejuaraan AFC U19 2020.  Performa Fachry Husaini sebagai Pelatih Timnas U-19 juga bisa dikatakan cukup baik dan belum layak untuk diganti.

Hal ini ditambah dengan sebagian besar pemain Timnas U-19 yang berasal dari pemain-pemain Timnas U-16 era Fachry Husaini.  Opsi lain dalam hal pelatih adalah dengan mengikutsertakan Timnas U-19 sesegera mungkin ke dalam Turnamen Persahabatan Internasional untuk dilihat bagaimana performa Tim saat menghadapi lawan-lawan yang mirip dengan yang akan dihadapi di Piala Dunia U20 2021. Evaluasi untuk pergantian pelatih dapat dilakukan setelah Turnamen tersebut namun dengan melihat performa Tim bukan sekedar hasil.

Bentuk-bentuk persiapan di atas tentu membutuhkan cost yang tidak sedikit baik dari segi finansial maupun non finansial.  Namun harus diingat oleh PSSI bahwa itulah konsekuensi kita sebagai tuan rumah untuk mempersiapkan diri menjadi partisipan Kompetisi resmi FIFA walaupun untuk level U-20.  Dengan persiapan yang serius, In sya Allah penulis berkeyakinan Timnas U-19 dapat lolos dari Penyisihan Grup di Piala Dunia U20 2021.

Ayo Indonesia..!! Kita Bisa!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun