Kondisi yang dihadapi Lampard pada musim pertamanya menjadi pelatih Chelsea sekilas hampir sama dengan yang dihadapi Zidane saat menjadi pelatih Real Madrid menjelang pertengahan musim 2015-16. Â
Pada saat itu, Zidane memilih untuk hanya mengoptimalkan skuad peninggalan dari Rafael Benitez sambil berusaha meningkatkan peran para pemain muda di Real Madrid. Â
Dengan hanya mengoptimalkan skuad yang ada, Zidane yang hanya punya pengalaman satu setengah musim menjadi pelatih Real Madrid Castilla di Segunda B sukses membawa Real Madrid menjadi juara Liga Champions. Â
Pada musim berikutnya, Real Madrid bahkan hanya merekrut kembali Alvaro Morata dari Juventus dengan Klausul buy-back serta mempromosikan Mariano Diaz dari Real Madrid Castilla untuk memperkuat tim. Â Dengan kondisi tersebut, Zidane hanya gagal membawa Real Madrid menjadi juara Copa Del Rey pada musim itu. Â
Hal yang mungkin menjadi pembeda dengan yang dihadapi oleh Frank Lampard adalah tidak ada pemain kunci yang meninggalkan Real Madrid saat Zidane pertama kali menjadi pelatih Real Madrid. Â
Hal ini berbeda dengan Lampard yang saat menjadi pelatih Chelsea harus kehilangan Eden Hazard yang selama beberapa musim menjadi salah satu pemain kunci dan juga playmaker bagi Chelsea.Â
Hal ini menjadi tantangan untuk kejeniusan Frank Lampard menggali potensi dari para pemain muda di Chelsea. Â Kemampuan Frank Lampard yang sukses mengoptimalkan para pemain muda Chelsea yang dipinjamkan ke Derby County musim lalu akan diuji pada tingkatan level yang lebih tinggi. Â
Sebagai pelatih dari Chelsea yang musim ini juga akan berkompetisi di Liga Champions UEFA, Frank Lampard harus membuktikan bahwa dengan IQ-nya yang jenius mampu bertransformasi dari playmaker menjadi strategy playmaker seperti yang dilakukan oleh Zinedine Zidane saat menjadi pelatih Real Madrid. Â
Faktor yang mungkin akan menjadi kunci keberhasilan dari transformasi tersebut adalah kejelian Frank Lampard memunculkan playmaker baru bagi Chelsea.
Bagaimana denga Aston Villa? Sebagai klub juara Liga Champions 1982 yang kembali ke Liga Primer Inggris setelah tiga musim bergelut di Kejuaraan EFL, Â Aston Villa benar-benar berniat untuk tidak hanya menjadi penggembira saja di Liga Primer Inggris. Â
Berdasarkan situs Goal.com, Aston Villa tercatat sudah mengeluarkan dana 100 Juta Poundsterling pada Bursa Transfer musim ini untuk merekrut delapan pemain. Â