Mohon tunggu...
Predictors Dims
Predictors Dims Mohon Tunggu... Dosen - Predicting by history

Keep The ..[Red and White]..Flag Flying High

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tepatkah Memecat Indra Sjafri?

20 November 2017   16:49 Diperbarui: 20 November 2017   17:37 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiganya gagal membawa anak asuhnya lolos ke Kejuaraan UEFA U-19.  Eastick pada tahun 2007, Hrebik pada tahun 2010, dan Khomukha tahun 2014.  Eastick berhasil membawa Inggris U-19 lolos ke Kejuaraan UEFA U-19 2008 namun hanya sampai Penyisihan Grup, namun tahun berikutnya Inggris menjadi runner-upKejuaraan UEFA U-19.  Hrebik berhasil membawa Rep. Ceko U-19 sebagai runner-upKejuaraan UEFA U-19 tahun 2011, sementara Khomukha membawa Rusia U-19 sebagai runner-upKejuaraan UEFA U-19 tahun 2015. 

Kasus terakhir adalah dari negara tetangga, Myanmar U-20.  Gerd Zeise pada awal masa kepelatihannya gagal meloloskan Myanmar U-19 ke Kejuaraan AFC U-19 2012.  Zeise bahkan tidak berhasil meloloskan anak asuhnya dari Penyisihan Grup di Kejuaraan AFF U-19 2013.  Dua hasil buruk tersebut, justru tidak membuat MFF (PSSI-nya Myanmar) memutus kontrak Zeise.  Pada tahun 2014, Zeise secara mengejutkan membawa Myanmar U-19 ke Semi Final Kejuaraan AFC U-19 sehingga berhak lolos ke Piala Dunia U-20 2015.  Dari kasus-kasus tersebut, bisa diambil pelajaran bahwa untuk pelatih Timnas level usia muda (U-19) faktor penilaian kinerja pelatih tidak bisa selalu berdasarkan prestasi atau keberhasilan mencapai target.  Faktor lain di luar pencapaian target atau prestasi juga harus dipertimbangkan.

Keputusan akhir tentu ada di tangan PSSI, apakah mereka akan memutus kontrak Indra Sjafri atau memperpanjangnya setidaknya hingga Kejuaraan AFC U-19 selesai tahun depan.  Kalaupun akhirnya PSSI memang ingin mengganti Indra Sjafri, pelatih baru yang dipilih harus punya pengalaman menangani pemain-pemain usia muda di Indonesia setidaknya di tingkat klub.  Secara kualitas tentunya harus lebih baik.  PSSI juga harus memperhitungkan bahwa pelatih baru tersebut hanya punya waktu sekitar 10 bulan untuk membentuk tim dan menyusun taktik serta formasi sesuai keinginan dari pelatih tersebut untuk memenuhi target Semi Final AFC U-19.  Sanggupkah pelatih baru tersebut melakukannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun