Mohon tunggu...
Dimas DK
Dimas DK Mohon Tunggu... -

Re(a)ksioner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cyber, Senjata Andalan "Kids Zaman Now"

28 November 2017   17:20 Diperbarui: 2 Januari 2018   20:35 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar akun Fadli Zon

Keterbatasan informasi yang dihadapi tentu juga memberi pengaruh, mengapa? Tentu karena mereka tidak mudah menemui berita-berita hoax, tidak seperti para kids zaman nowyang makanan sehari-harinya adalah berita hoax. Kematangan informasi yang didapatkan kidz zaman oldmembuat mereka menghasilkan respon yang matang pula yang tidak hanya sekedar respon "cetek" sebagaimana kajian badan-badan eksekutif mahasiswa kini.

Faktor kedua adalah kebebasan keberpihakan. Memang belum ada pembuktian yang pasti yang mengatakan bahwa respon yang dilakukan para kids zaman oldmerupakan bentuk respon yang benar-benar merdeka dari suatu kepentingan. Tapi rasa-rasanya, respon yang sering kita temui sekarang di media sosial sangat terlihat bagaimana respon-respon tersebut diselimuti suatu kepentingan. Entah kepentingan siapa, namun rasanya kebebasan berpendapat seyogyanya menjunjung tinggi keberpihakan kepentingan orang banyak.

Dan yang ketiga, sebagaimana yang telah disampaikan tadi, bahwa salah satu keberhasilan para kids zaman old adalah membawa nyinyiran mereka dalam suatu aksi nyata yang tidak sebatas dunia maya. Aksi nyata disini tidak hanya sekadar demonstrasi atau semacamnya, aksi nyata dapat diperlihatkan seperti saat dulu Bonek memperjuangkan Persebaya sampai ke FIFA, seperti Efek Rumah Kaca yang menghasilkan karya-karya musik sebagaimana respon mereka terhadap realitas kehidupan atau bahkan seperti Sumarsih yang hampir setiap kamis dalam 10 tahun terakhir berdiri di depan istana dengan payung hitam.

Cyber Adalah Senjata

Dibalik segala fenomena yang terjadi, perlu disadari dan diamini bahwa sebenarnya cyberkini dapat menjadi suatu media yang benar-benar berperan efektif untuk dimanfaatkan para kids zaman now. Tentu kita tidak bisa terus berpatokan dengan apa yang terjadi dan apa yang dilakukan pendahulu kita. Perkembangan yang terjadi jelas membuat suatu perubahan dan pergeseran di setiap lini kehidupan, salah satunya dalam hal mengekspresikan diri.

Kids zaman now hanya perlu lebih memahami bahwa dunia cyber adalah suatu media komunikasi yang amat sangat luas. Pengaruhnya kini dapat dirasakan amat sangat besar, bahkan sebuah peristiwa dapat viral hanya dalam selang waktu beberapa menit saja.

Pemikiran-pemikiran yang dituangkan dalam media sosial agaknya harus benar-benar matang terlebih dahulu sebelum mengeklik ikon Post, Retweet, Share, ataupun Like sekalipun. Dapat kita lihat beberapa contoh bagaimana kesaktian cyber dalam beberapa kejadian, misalnya saat bagaimana kekuatan netizen membuat seorang bapak driver Gojek yang kehilangan pekerjaannya namun tidak berselang waktu lama akhirnya beliau diaktifkan kembali oleh pihak Gojek.

Hal-hal seperti inilah yang seharusnya menjadi media kids zaman nowdalam merespon hal-hal yang ada di depan mata dengan maksud positif dan mampu diterima khalayak luas. Bagaimana merespon segala sesuatu yang terjadi dengan tenang, cerdas, dan efektif kemudian.

Agaknya kita perlu bersyukur bahwa orang nomor 1 di negeri ini pun sedang belajar menjadi kids zaman now. Membuat dan mendatangi event-event anak muda, mengundang para pegiat dunia maya ke istana, hingga membuat vlog menjadi bukti bahwa kita memiliki president zaman now yang menyadari bahwa kini Cyber adalah senjata. Mau menggunakan senjata itu menjadi sumber manfaat atau tidak tentu menjadi pilihan si pemilik senjata.

vlog Joko Widodo
vlog Joko Widodo
Pemerintah pun telah menggalakan gerakan literasi nasional. Kesadaran tentang pentingnya hal ini membuat pemerintah menggalakan hal tersebut. Fenomena-fenomena hoaxsangat berdampak besar bagi masyarakat. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk membaca sangatlah rendah. Padahal tingkat literasi menjadi tolak ukur kemajuan bangsa, semakin tinggi tingkat literasi bangsa maka semakin maju bangsa tersebut. Untuk itulah mari sebelum ber-cyber-ria marilah kita tingkatkan daya literasi kita, biar kebiasaan nyinyir kita dapat berguna bagi nusa dan bangsa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun