Satelit telah menjadi perangkat penting dalam era modern ini. Satelit terbukti telah menjadi "mata di langit" yang memonitor berbagai hal di bumi. Pada tahun 2022 tercatat ada 5000 satelit yang mengorbit bumi. Satelit-satelit tersebut dapat memberikan data-data dan memonitor berbagai hal yang ada di bumi, seperti titik kebakaran hutan serta lokasi pertambangan dan penangkapan ikan secara ilegal. Data-data yang diperoleh dari satelit juga telah mendorong praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan. Hal ini memungkinkan para petani dapat bekerja lebih berkelanjutan sekaligus melindungi lahannya menggunakan data-data satelit tersebut.
Salah satu cara teknologi satelit dapat membantu petani adalah melalui Internet of Things (IoT). Dalam hal ini serangkaian perangkat pemantauan dihubungkan ke satelit untuk memberikan informasi real-time. Sebagai contoh, jika ada masalah irigasi di sebuah lahan pertanian -- yang terdeteksi melalui sensor yang terhubung dengan satelit -- petani dapat mengendalikan masalah tersebut dengan cepat dan bahkan dari jarak jauh (remote).
Selain itu, satelit yang digunakan untuk memantau tanaman dan lahan pertanian dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan menginformasikan waktu panen yang optimal. Petani pun dapat meningkatkan hasil panen dan memastikan dunia mendapat pasokan makanan secara berkelanjutan.
Dimitra Technology, sebuah perusahaan global penyedia aplikasi solusi pertanian berbasis blockchain, menggunakan data satelit dan geospasial untuk mendukung para petani agar dapat bekerja secara berkelanjutan. Berikut beberapa penggunaan data satelit oleh Dimitra Technology.
Dimitra Technology menggunakan teknologi revolusioner, seperti blockchain dan AI, satelit dan drone, serta perangkat seluler. Dimitra telah membangun empat aplikasi, yang masing-masing memiliki tujuan yang unik.
Aplikasi bernama Connected Farmer merupakan aplikasi seluler yang pada dasarnya membaca data input pertanian secara real-time. Dengan membentuk geofence di sekitar lahan pertanian, aplikasi tersebut menyediakan laporan satelit untuk membantu menilai kondisi dan kinerja pertanian. Dimitra dapat melihat kembali data-data 15 tahun ke belakang tentang kinerja pertanian, berbagai tanaman yang dikembangkan, manajemen kelembapan, serta dampak iklim dan cuaca.
Para petani kemudian memasukkan data real-time dari tanaman di lahan pertanian mereka ke dalam aplikasi Connected Farmer bersama dengan informasi seperti bagaimana mereka memupuk tanah mereka dan tentang tanah mereka. Saat menanam tanaman, rekomendasi diberikan kepada petani melalui aplikasi selama musim tanam tentang bagaimana mereka dapat mengolah lahan dengan lebih baik. Petani juga bisa memperoleh saran dan rekomendasi melalui aplikasi setelah panen agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk musim berikutnya.
Pasca panen, petani juga memperoleh dokumentasi tentang produk mereka dalam platform blockchain yang dapat dilacak dan ditelusuri dengan mudah dan tanpa repot sehingga mereka bisa mendapatkan harga premium untuk produk mereka saat ekspor.
Dimitra juga menggunakan citra geospasial yang dikumpulkan oleh drone. Dimitra menjalankan sebuah proyek awal tahun 2023 untuk menggunakan drone untuk menganalisis jagung di Papua Nugini (PNG). Data-data yang terkumpul pada dasarnya juga membangun sistem AI yang akan mengidentifikasi di mana terdapat hama pada jagung. Wawasan berbasis data ini memungkinkan petani dapat menyemprot hama di lokasi tertentu dengan tepat dibandingkan menggunakan pestisida di seluruh ladang.