Wanita berambut keriwil itu, langsung seperti orang lumpuh dan hanya bisa terduduk sambil memegangi perutnya yang sakit.Â
Arial yang terkejut melihat ekspresi Winda yang kesakitan langsung melarikan diri. Tapi sebelum pergi, ia sempat mengejek Winda.
"Mampus kau, makanya jangan suka mengejek orang, inilah akibatnya, aku tembak perutmu, sakit kan," teriak Arial sambil tertawa angkuh.
Arial tahu, aksi main hakim sendiri yang ia lakukan akan berdampak ke orang tuanya atau bisa saja ia dilabrak orang tua Winda.
Prediksi Arial itu ternyata tepat, mirip prediksi Joyoboyo ratusan tahun silam. Apa yang ia takutkan akhirnya terjadi. Keesokan pagi, saat pergi sekolah, Arial seperti biasa melewati rumah Winda dan teriakan ibu Winda yang sedang menyuci baju di halaman rumah mengejutkan Arial si anak bengal.
"Woi Arial kurang ajar kau ya, berani-beraninya menembak perut anakku," teriak ibu Winda sambil memakai sarung dan songkok.
Arial lalu berlari cepat dan menggubris ocehan mamak-mamak tua yang sedang memperjuangkan nasib anaknya yang ditembak.
Dalam hati, Arial hanya tertawa mengetahui si Winda sudah mengadukan perbuatan aksi main hakim sendirinya ke mamaknya yang juga suka cari masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H