Jangan sampai orang lain menertawakan adat minang, dengan mengatakan, "Pemuda minang seperti Malin Kundang, karena ketidaksopanannya menghormati orang yang lebih tua".Â
Karena tidak akan ada arti ilmu pengetahuan, Â jikalau akhlak dan budi pekerti itu telah musnah. Kato Nan Ampek hendaknya menjadi dasar pemuda-pemudi Minang untuk memiliki budi pekerti nan luhur.
Sudah saatnya seluruh komponen masyarakat Minang kembali membangun kehidupan yang dilandasi adat. Jika persoalan ini tidak menjadi perhatian yang utama, maka Kebudayaan Minang atau Kehidupan Masyarakat Minang seperti yang di gambarkan oleh lagu minang yang dinyanykan oleh Febian, Minang hilang tingga kabau ! Hendaknya kita sebagai orang minang merasa bangga dengan variasi kebudayaan Minang yang beragam, dengan menginterprestasikannya, bukan hanya dengan sekedar bangga, tapi dengan melestarikan dan membudayakan adat-adat yang seharusnya dikembangkan.
Semoga tulisan ini dapat membangunkan pemuda Minangkabau. Jangan sampai kilau pemuda Minang hilang dan sejarah manis Minang terhapus oleh modernisasi yang meninggalkan sejarah tokoh politik Minang, seperti Moh. Hatta sebagai Proklamator Bangsa, merasa kecewa karena pemuda Minang tidak menjaga adat dan budaya. Bangkitlah generasi emas Indonesia.