Mohon tunggu...
Dimas nur rohman
Dimas nur rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Membaca buku/ sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Makna Kata Bahr dalam Al-Qur'an Melalui Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu

26 Juni 2024   16:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   00:02 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di kalangan bangsa Arab, kata بَحْرٌ juga bisa bermakna unta yang dibelah telinganya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi :

مَا جَعَلَ اللّٰهُ مِنْۢ بَحِيْرَةٍ


Artinya : "Aku tidak pernah mensyariatkan bahirah (unta yang dibelah telinganya)." (QS : Al-Maidah :103)


Hal ini dikarenakan dalam tradisi bangsa Arab, ada tradisi yang di mana unta yang sudah melahirkan sepuluh kali akan dibelah atau dilubangi telinganya, kemudian unta tersebut tidak boleh diberikan beban di atasnya dan tidak boleh ditunggangi sama sekali. Oleh karena itu, kata بَحْرٌ bisa bermakna bahiroh. Mufradat gharib fi Qur'an juz 1 (diterjemahkan oleh Ahmad Zaini Dahlan) h. 144


kata بَحْرٌ juga bisa dimaknai dengan kuda yang larinya sangat cepat. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik R.A yang berbunyi :

وَجَدْتُهُ بَحْرًا

Artinya : "Aku menjumpai (kuda) yang sangat cepat". (Muttafaq 'Alaih)


Kata tersebut digunakan untuk perumpamaan luasnya jarak yang ditempuh oleh kuda  berlari. Oleh karena itu, kata بَحْرٌ bisa dimaknai dengan kuda yang larinya sangat cepat. Kata بَحْرٌ juga bisa dimaknai dengan orang yang mempunyai ilmu yang luas (alim). Contohnya seperti dalam kalimat الْتَبَحُّرُف الْعِلْمِ yaitu memperluas (memperdalam) ilmu. Mufradat gharib fi Qur'an juz 1(diterjemahkan oleh Ahmad Zaini Dahlan) h. 145

Terakhir, kata بَحْرٌ bisa bermakna air asin. Contohnya seperti dalam syair yang berbunyi :

وَقَدْعَدَمَاءُالْاَرْضِ بَحْرًافَزَادَنِيْ - اِلَي مَرَضِ اَبْحَرَالْمَشْرَبُ الْعَذْبُ

Air bumi telah menjadi garam, dan itu menambah sakitku, di mana air minum yang segar telah menjadi asin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun