Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Marhaenisme Sebagai Solusi Atasi Krisis Transportasi Publik di Kota Bandung

24 Januari 2025   10:15 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:18 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mengatasi krisis transportasi di Bandung melalui pendekatan Marhaenisme, langkah-langkah berikut dapat dipertimbangkan:

1. Revitalisasi Angkutan Umum Tradisional: Mengintegrasikan angkutan kota (angkot) ke dalam sistem transportasi modern dengan peremajaan armada, pelatihan pengemudi, dan penetapan rute yang efisien. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi umum dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

2. Pengembangan Transportasi Berbasis Komunitas: Mendorong inisiatif transportasi yang dikelola oleh komunitas atau koperasi, seperti bus komunitas atau layanan transportasi berbasis aplikasi lokal. Langkah ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas transportasi, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.

3. Subsidi dan Insentif: Memberikan subsidi bagi operator transportasi lokal dan insentif bagi masyarakat yang beralih ke transportasi umum, mengurangi beban biaya dan meningkatkan daya tarik layanan. Kebijakan ini dapat mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan transportasi publik.

4. Pendidikan dan Kesadaran Publik: Melakukan kampanye edukatif tentang manfaat penggunaan transportasi umum dan dampaknya terhadap lingkungan serta kualitas hidup. Peningkatan kesadaran ini penting untuk mengubah perilaku masyarakat dalam memilih moda transportasi.

Tantangan dan Peluang

Meskipun pendekatan Marhaenisme menawarkan solusi berbasis kerakyatan, tantangan seperti resistensi terhadap perubahan, keterbatasan dana, dan kompleksitas koordinasi antar pemangku kepentingan perlu diatasi. Namun, dengan komitmen pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, transformasi sistem transportasi yang adil dan berkelanjutan dapat terwujud. Penerapan nilai-nilai Marhaenisme dalam kebijakan transportasi publik dapat menjadi langkah progresif menuju keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.

Kesimpulan

Penerapan prinsip Marhaenisme dalam mengatasi krisis transportasi publik di Bandung menawarkan pendekatan yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, keadilan sosial, dan kemandirian. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam kebijakan dan implementasi transportasi, diharapkan Bandung dapat mengurangi kemacetan, meningkatkan kualitas hidup warganya, dan menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam mengelola tantangan urbanisasi. 

Kota Bandung saat ini menghadapi tantangan serius dalam sektor transportasi, termasuk kemacetan, minimnya penggunaan transportasi umum, dan tingginya ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Data terbaru menunjukkan bahwa Bandung termasuk dalam 12 kota termacet di dunia, dengan rata-rata waktu tempuh yang semakin meningkat akibat kepadatan kendaraan bermotor. Jika tidak ada upaya serius dalam perbaikan sistem transportasi, dampaknya tidak hanya pada mobilitas masyarakat tetapi juga pada kualitas udara, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi kota.

Pendekatan Marhaenisme dalam transportasi publik menekankan tiga aspek utama: pemerataan akses, partisipasi masyarakat, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Revitalisasi angkot, pengembangan transportasi berbasis komunitas, pemberian subsidi dan insentif, serta edukasi publik merupakan langkah-langkah strategis yang dapat diterapkan untuk mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, transportasi publik yang lebih layak, terjangkau, dan berkelanjutan bisa terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun