Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kewajiban Mengoreksi Penguasa: Pilar Demokrasi yang Tak Terelakkan

16 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 16 Januari 2025   10:02 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, hak ini sering kali dihadapkan pada tantangan. Dalam beberapa kasus, kritik masyarakat terhadap penguasa justru berujung pada ancaman hukum atau kriminalisasi. Data dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) pada 2024 mencatat bahwa ada 79 kasus kriminalisasi terhadap aktivis atau warga yang mengkritik kebijakan publik melalui media sosial. Fenomena ini menunjukkan adanya paradoks dalam praktik demokrasi di Indonesia, di mana kritik yang seharusnya menjadi bagian dari mekanisme kontrol malah dianggap sebagai ancaman.

Tantangan Koreksi Penguasa

Mengoreksi penguasa bukanlah tugas yang mudah. Ada beberapa tantangan utama yang sering dihadapi oleh masyarakat, pers, dan organisasi pengawas, di antaranya:

1. Kurangnya Independensi Media

Banyak media besar di Indonesia didanai oleh kelompok-kelompok tertentu yang memiliki kepentingan politik atau bisnis. Akibatnya, pemberitaan mereka cenderung bias dan tidak berani mengkritik penguasa yang memiliki hubungan dengan pemilik media.

2. Kriminalisasi Kritik

Seperti yang telah disebutkan, kritik terhadap penguasa sering kali dianggap sebagai ancaman. Dalam beberapa kasus, pengkritik dituduh melakukan pencemaran nama baik atau penyebaran hoaks, meskipun kritik tersebut didasarkan pada fakta.

3. Minimnya Edukasi Publik

Sebagian besar masyarakat masih kurang memahami pentingnya mengawasi dan mengoreksi penguasa. Budaya paternalistik yang kuat di Indonesia membuat banyak orang enggan untuk mempertanyakan keputusan pemimpin, bahkan jika keputusan tersebut merugikan.

4. Kurangnya Sanksi bagi Pers

Dalam kasus di mana pers gagal menjalankan kewajibannya untuk mengoreksi berita yang keliru, tidak ada sanksi yang cukup tegas. Hal ini membuat beberapa media tidak serius dalam menanggapi hak koreksi dari masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun