Kenaikan harga pupuk, pestisida, dan alat-alat pertanian menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan biaya produksi. Di sisi lain, harga jual hasil pertanian tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Situasi ini membuat petani kecil semakin sulit untuk berkembang dan meningkatkan taraf hidupnya.
3. Alih Fungsi Lahan Pertanian
Lahan pertanian yang produktif terus berkurang akibat alih fungsi menjadi kawasan non-pertanian. Fenomena ini tidak hanya mengancam keberlanjutan produksi pangan, tetapi juga menghilangkan sumber penghidupan utama bagi banyak petani kecil.
4. Minimnya Dukungan Teknologi dan Pendidikan
Kurangnya akses terhadap teknologi modern dan pendidikan membuat petani sulit meningkatkan produktivitas dan daya saing produk mereka. Sementara itu, negara-negara lain telah mengadopsi teknologi maju dalam pertanian, yang memungkinkan mereka menghasilkan produk dengan kualitas lebih baik dan harga lebih kompetitif.
Resolusi untuk Tahun 2025
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah konkret yang dapat menjadi resolusi bersama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat marhaen. Beberapa langkah strategis yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Reformasi Sistem Distribusi dan Pemasaran
Pemerintah harus membangun sistem distribusi yang lebih adil dengan memotong rantai pasokan yang panjang. Koperasi petani dapat diberdayakan sebagai penghubung langsung antara petani dan konsumen. Dengan demikian, petani dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih menguntungkan tanpa bergantung pada tengkulak.
2. Peningkatan Subsidi dan Bantuan
Subsidi untuk pupuk organik, bibit unggul, dan teknologi pertanian harus ditingkatkan agar petani dapat menekan biaya produksi. Selain itu, penghapusan pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk lahan pertanian dapat menjadi insentif bagi petani kecil untuk terus mengolah lahannya.