Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pajak yang Membungkam Asa

26 Desember 2024   03:46 Diperbarui: 26 Desember 2024   03:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Negeri ini, ladang subur janji,

Tempat rakyat menanam mimpi,

Namun kini angin membawa kabar pahit,

PPN 12%---beban yang tak henti menghimpit.

Seperti matahari yang mencuri embun pagi,

Ia merampas sejuk dari nafas hari,

Setiap langkah di pasar rakyat kecil,

Adalah tangis yang diam, sunyi menggigil.

Apakah pajak ini lentera pembangunan?

Atau bara yang membakar dinding harapan?

Sementara meja-meja kekuasaan,

Penuh pesta, penuh kekenyangan.

Rakyat, pohon yang daunnya gugur,

Dirundung pajak yang kian kabur,

Tak lagi merasakan hujan janji,

Hanya badai angka yang menenggelamkan bumi.

Oh, kebijakan yang bernama kemajuan,

Adakah ia mendengar jeritan di gang sempit?

Adakah ia membaca puisi nestapa,

Yang ditulis di atas meja warung kecil?

PPN ini seperti bayang-bayang malam,

Membayangi sisa padi dalam lumbung,

Dan saat subuh datang,

Apa yang tersisa? Hanya perih yang mendalam.

Bukan pajak yang kami tolak,

Namun keadilan yang kami teriak,

Kapan beban ini menjadi sayap?

Kapan anggaran menjadi penyembuh luka yang nyata?

Untuk setiap sen yang kau pungut,

Ada tetes keringat yang berdesir pilu,

Negeri ini tak butuh pajak semata,

Tapi kepastian bahwa rakyat tetap bermakna.

PPN 12%, kebijakan tanpa hati,

Menghisap denyut dari denyut kami,

Semoga negeri ini sadar suatu hari,

Bahwa kemakmuran sejati, lahir dari empati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun