#### **2. Berdikari di Bidang Ekonomi**
Ketergantungan ekonomi pada pihak asing menjadi ancaman serius bagi kedaulatan bangsa. Saat ini, lebih dari 60% kebutuhan pangan Indonesia masih bergantung pada impor, seperti beras, gula, dan daging. Data menunjukkan bahwa impor beras mencapai lebih dari 2,28 juta ton pada tahun 2023, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mencapai kemandirian ekonomi, Indonesia harus kembali pada semangat berdikari. Investasi dalam sektor pertanian, penguatan industri lokal, dan pembatasan impor barang konsumsi adalah langkah konkret yang perlu dilakukan. Selain itu, penguasaan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing ekonomi.
#### **3. Berkepribadian dalam Kebudayaan**
Globalisasi telah membawa tantangan besar bagi identitas budaya Indonesia. Budaya konsumtif dan individualisme kian mendominasi, menggantikan nilai-nilai gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa. Untuk melawan arus ini, pendidikan dan media massa harus dijadikan alat untuk memperkuat identitas nasional.
Sebagai contoh, program-program yang mengangkat kearifan lokal dan seni tradisional perlu mendapat perhatian lebih. Selain itu, kebijakan yang mendukung bahasa dan budaya daerah harus terus diperkuat. Dengan cara ini, Indonesia dapat tetap berkepribadian di tengah derasnya arus globalisasi.
### **Rakyat Adil Makmur sebagai Tujuan**
Tujuan akhir dari Marhaenisme adalah terciptanya masyarakat adil makmur, di mana tidak ada lagi kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Namun, tantangan menuju keadilan sosial sangat besar. Laporan tahun 2023 menyebutkan bahwa 10% masyarakat terkaya di Indonesia memiliki pengeluaran 7 kali lipat lebih besar daripada 40% masyarakat termiskin.
Untuk mengatasi ini, negara harus hadir sebagai regulator yang kuat. Pajak progresif, pengendalian harga kebutuhan pokok, dan peningkatan akses layanan kesehatan serta pendidikan adalah langkah-langkah penting. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan harus diperluas melalui mekanisme demokrasi partisipatif.
### **Revitalisasi Marhaenisme di Era Modern**