Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Claud Levi-Strauss: Strukturalisme Antropologi

29 November 2024   06:35 Diperbarui: 29 November 2024   06:37 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Claude Lvi-Strauss adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam antropologi modern. Melalui pendekatan strukturalisme yang ia kembangkan, Lvi-Strauss memperkenalkan cara baru dalam memahami kebudayaan dan masyarakat manusia. Pemikirannya tidak hanya mengubah antropologi, tetapi juga memberikan dampak mendalam pada disiplin lain, seperti linguistik, sastra, filsafat, dan sosiologi.

### **Awal Kehidupan dan Karier**

Lvi-Strauss lahir di Brussels, Belgia, pada 28 November 1908, dari keluarga Yahudi-Prancis. Ia mengenyam pendidikan di bidang filsafat di Universitas Sorbonne, Paris. Setelah lulus, ia mengajar di sekolah menengah sebelum beralih ke antropologi. Pada 1935, ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi dosen di Brasil. Selama di sana, Lvi-Strauss melakukan penelitian etnografi di antara suku-suku pribumi Brasil, seperti suku Bororo dan Nambikwara. Pengalaman ini menjadi landasan bagi pemikiran strukturalisme yang kelak ia kembangkan.

### **Strukturalisme dalam Antropologi**

Strukturalisme adalah pendekatan yang berusaha memahami kebudayaan manusia melalui struktur-struktur mendasar yang tersembunyi di balik fenomena permukaan. Lvi-Strauss berpendapat bahwa semua kebudayaan memiliki pola-pola universal yang dapat ditemukan dalam mitos, bahasa, sistem kekerabatan, dan tradisi. Menurutnya, pola-pola ini berasal dari struktur pikiran manusia yang bersifat universal.

Sebagai contoh, dalam karya terkenalnya *The Elementary Structures of Kinship* (1949), Lvi-Strauss menganalisis sistem kekerabatan dalam berbagai masyarakat dan menemukan adanya pola-pola hubungan tertentu yang berulang. Ia menegaskan bahwa kekerabatan bukan hanya tentang hubungan biologis, tetapi juga tentang aturan sosial yang diatur oleh struktur mendasar.

### **Analisis Mitos**

Salah satu kontribusi terbesar Lvi-Strauss adalah analisisnya terhadap mitos. Dalam *Mythologiques*, sebuah seri buku empat volume, ia mengkaji ratusan mitos dari masyarakat asli Amerika. Lvi-Strauss menemukan bahwa mitos-mitos ini memiliki pola yang sama meskipun berasal dari kelompok yang berbeda. Ia menunjukkan bagaimana mitos mencerminkan oposisi biner, seperti kehidupan-mati, terang-gelap, atau alam-budaya. Menurut Lvi-Strauss, oposisi ini merupakan cerminan dari cara berpikir manusia yang mendasar.

Sebagai contoh, ia menganalisis mitos asal-usul suku tertentu yang memiliki tema konflik antara dua saudara. Konflik ini, menurutnya, bukan hanya cerita sederhana, tetapi juga representasi simbolis dari ketegangan antara nilai-nilai budaya yang bertentangan.

### **Strukturalisme dan Linguistik**

Pemikiran Lvi-Strauss banyak dipengaruhi oleh linguistik struktural Ferdinand de Saussure. Seperti Saussure yang melihat bahasa sebagai sistem tanda yang memiliki hubungan struktural, Lvi-Strauss melihat kebudayaan sebagai sistem simbol yang memiliki aturan tertentu. Ia menegaskan bahwa seperti bahasa, budaya dapat dipahami sebagai sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan.

Misalnya, dalam analisisnya terhadap mitos, Lvi-Strauss menggunakan konsep "paradigma" dan "sintagma" dari linguistik. Paradigma merujuk pada elemen-elemen yang dapat digantikan, sementara sintagma merujuk pada cara elemen-elemen tersebut diorganisasi dalam suatu struktur. Pendekatan ini memungkinkan Lvi-Strauss untuk mengidentifikasi pola-pola yang konsisten dalam mitos dan praktik budaya lainnya.

### **Kritik terhadap Strukturalisme**

Meskipun strukturalisme Lvi-Strauss sangat berpengaruh, pendekatan ini juga menuai kritik. Salah satu kritik utama adalah kecenderungannya untuk mengabaikan sejarah dan dinamika perubahan budaya. Strukturalisme sering dianggap terlalu statis karena lebih fokus pada pola-pola universal daripada pada perbedaan spesifik antarbudaya.

Selain itu, beberapa antropolog menilai pendekatan Lvi-Strauss terlalu abstrak dan sulit diterapkan dalam penelitian lapangan. Pendekatan ini juga dikritik karena terlalu bergantung pada analisis simbolis, yang kadang-kadang dianggap mengabaikan aspek material dan praktis dari kehidupan manusia.

### **Warisan dan Pengaruh**

Meski demikian, pengaruh Lvi-Strauss tetap kuat. Karya-karyanya menginspirasi berbagai disiplin ilmu untuk melihat fenomena sosial dan budaya melalui lensa struktural. Dalam studi sastra, misalnya, pendekatannya digunakan untuk menganalisis narasi dan genre. Dalam sosiologi, konsep-konsepnya membantu memahami struktur sosial dan hubungan antarindividu.

Lvi-Strauss juga memengaruhi pemikiran filsafat, khususnya dalam tradisi post-strukturalis. Tokoh seperti Michel Foucault dan Jacques Derrida mengembangkan gagasan-gagasan baru dengan merespons dan mengkritik strukturalisme Lvi-Strauss.

Pada 2008, Lvi-Strauss menjadi anggota pertama Akademi Prancis yang mencapai usia 100 tahun, sebuah pencapaian yang mencerminkan penghormatan besar terhadap kontribusinya. Ia meninggal pada 30 Oktober 2009, meninggalkan warisan intelektual yang sangat kaya.

### **Kesimpulan**

Claude Lvi-Strauss adalah pionir yang membawa perspektif baru dalam memahami kebudayaan dan masyarakat manusia. Dengan pendekatan strukturalismenya, ia menunjukkan bahwa di balik keragaman budaya, terdapat pola-pola universal yang mencerminkan cara berpikir manusia. Meskipun karyanya tidak lepas dari kritik, pengaruhnya terhadap antropologi dan disiplin lain tidak dapat disangkal. Lvi-Strauss mengajarkan kita untuk melihat kebudayaan bukan hanya sebagai kumpulan tradisi dan praktik, tetapi sebagai sistem simbol yang kaya akan makna. Pandangannya membuka cakrawala baru dalam memahami kompleksitas kehidupan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun