Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merleau-Ponty: Fenomenologi Persepsi

17 November 2024   13:42 Diperbarui: 17 November 2024   13:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Merleau-Ponty tetap relevan dalam menghadapi tantangan kontemporer. Dalam dunia yang semakin didominasi oleh teknologi, ide tentang tubuh sebagai pusat pengalaman membantu kita memahami dampak digitalisasi terhadap cara kita berinteraksi dengan dunia. Teknologi seperti realitas virtual dan augmented reality, misalnya, mengaburkan batas antara tubuh dan dunia, sehingga menantang pemahaman tradisional tentang persepsi.

Selain itu, dalam konteks filsafat lingkungan, pandangan Merleau-Ponty tentang hubungan tubuh-dunia dapat membantu kita merumuskan cara hidup yang lebih berkelanjutan dan selaras dengan alam. Dengan mengakui bahwa kita adalah bagian dari dunia, bukan entitas terpisah, kita dapat mengembangkan rasa tanggung jawab yang lebih besar terhadap lingkungan.

Kesimpulan

Melalui Phenomenology of Perception, Merleau-Ponty telah memberikan kontribusi penting dalam memahami pengalaman manusia. Dengan menempatkan tubuh di pusat persepsi, ia menantang pandangan tradisional tentang hubungan antara manusia dan dunia. Pemikirannya menawarkan pendekatan yang lebih holistik, di mana tubuh, pikiran, dan dunia dipahami sebagai bagian dari jaringan makna yang saling terkait. Dalam dunia yang terus berubah, gagasan Merleau-Ponty tetap menjadi sumber inspirasi untuk memahami kompleksitas pengalaman manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun