Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Amir Sjarifuddin: Pendiri TNI yang Terlupakan

29 Oktober 2024   05:58 Diperbarui: 29 Oktober 2024   07:54 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amir Sjarifuddin Harahap adalah salah satu tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama dalam membentuk dasar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Meski perannya sangat signifikan, nama Amir Sjarifuddin kerap terlupakan dalam sejarah nasional. Amir bukan hanya seorang politisi dan pemimpin perjuangan, tetapi juga seorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang strategi militer, pemikiran ideologis, dan kepentingan nasional. Namun, jejak kontribusi Amir Sjarifuddin seringkali tenggelam, bahkan dilupakan, seiring waktu.

Latar Belakang Amir Sjarifuddin

Amir Sjarifuddin lahir pada 27 April 1907 di Medan, Sumatera Utara. Ia dibesarkan dalam keluarga Kristen Batak yang cukup terpandang dan menerima pendidikan yang baik sejak kecil. Amir kemudian melanjutkan pendidikan di Belanda, di mana ia menjadi sangat aktif dalam kegiatan politik dan terpengaruh oleh berbagai ideologi, terutama sosialisme dan komunisme. Saat kembali ke Indonesia, ia bergabung dalam gerakan nasionalis untuk memperjuangkan kemerdekaan dan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil, khususnya melalui partai politik yang di kemudian hari ia bentuk dan pimpin.

Keterlibatan Amir dalam perjuangan kemerdekaan tidak lepas dari peran ideologisnya yang kuat. Meski memegang ideologi kiri, Amir memiliki pandangan nasionalisme yang kuat dan meyakini bahwa kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai melalui persatuan dan perjuangan rakyat. Sebagai seorang tokoh intelektual, Amir sering menjadi jembatan antara kalangan nasionalis dan kelompok kiri, dengan harapan agar perjuangan kemerdekaan dapat disatukan di bawah satu tujuan bersama.

Kontribusi dalam Pembentukan TNI

Di tengah kondisi politik yang tidak stabil pasca kemerdekaan, Amir Sjarifuddin menjadi Menteri Pertahanan pada tahun 1945. Dalam posisinya ini, ia memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk dasar-dasar TNI sebagai tentara profesional. Pada masa itu, Indonesia sangat membutuhkan kekuatan militer yang tangguh untuk menghadapi ancaman Belanda yang ingin kembali menjajah. Dengan modal dan persenjataan yang terbatas, Amir bekerja keras untuk mengorganisasi pasukan, mengembangkan struktur militer, dan membangun moral tentara.

Amir Sjarifuddin adalah salah satu tokoh yang menyadari bahwa TNI harus memiliki landasan ideologis dan kedisiplinan yang tinggi untuk menjadi kekuatan yang efektif. Salah satu kontribusinya adalah mendukung integrasi kekuatan militer dari berbagai laskar rakyat yang sebelumnya bergerak secara terpisah-pisah. Ia berusaha menggabungkan berbagai unsur, baik dari kalangan militer maupun sipil, untuk menciptakan kekuatan militer yang bersatu dan memiliki komando yang jelas. Amir turut berperan dalam membangun TNI sebagai lembaga yang bukan hanya sekadar bersenjata, tetapi juga berperan dalam mempertahankan ideologi nasional yang kuat.

Dalam proses pembentukan TNI, Amir tidak hanya memikirkan aspek militeristik, tetapi juga memperhatikan aspek kesejahteraan para prajurit. Ia percaya bahwa tentara yang kuat adalah tentara yang merasa diperhatikan kesejahteraannya. Oleh karena itu, Amir memperjuangkan adanya tunjangan dan fasilitas bagi para prajurit yang tergabung dalam TNI.

Ideologi Amir dan Konflik Politik

Namun, perjalanan Amir Sjarifuddin dalam pemerintahan tidaklah mulus. Pandangan ideologisnya yang dekat dengan sosialisme membuatnya sering berselisih dengan tokoh-tokoh lain yang berideologi berbeda. Dalam kabinetnya sebagai Perdana Menteri pada tahun 1947, Amir berusaha untuk menerapkan beberapa kebijakan yang pro-rakyat dan anti-imperialisme. Namun, kebijakan tersebut sering kali dianggap kontroversial dan mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk kelompok nasionalis-konservatif dan Islamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun