Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Erich Fromm: Seni Mencintai

27 Oktober 2024   07:47 Diperbarui: 27 Oktober 2024   07:54 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.generasipeneliti.id/tulisan.php?id=IDTRx2Dx3NYuO1&judul=Biografi-Singkat-Psikoanalis-asal-Jerman:-Erich-Fromm

Erich Fromm, seorang psikoanalis, sosiolog, dan filsuf terkenal, melalui bukunya The Art of Loving atau Seni Mencintai, memberikan perspektif mendalam tentang cinta sebagai suatu seni yang dapat dipelajari dan dikembangkan, bukan sekadar fenomena emosional yang terjadi secara alami. Dalam pandangan Fromm, cinta adalah sebuah tindakan sadar dan usaha yang membutuhkan perhatian, pengetahuan, dan keterampilan. The Art of Loving mengajak pembacanya untuk memahami bahwa cinta lebih dari sekadar perasaan, melainkan suatu keputusan dan komitmen yang harus dipelajari dan diperjuangkan.

Cinta sebagai Seni, Bukan Sekadar Emosi

Fromm menjelaskan bahwa banyak orang mengalami kesulitan dalam mencintai karena menganggap cinta adalah sesuatu yang "jatuh" atau terjadi begitu saja. Budaya populer sering menggambarkan cinta sebagai kekuatan magis atau kebetulan yang tidak membutuhkan upaya nyata, cukup mengikuti insting dan perasaan. Namun, Fromm menegaskan bahwa cinta adalah sebuah seni, sama halnya seperti seni lainnya---menggambar, menulis, atau memainkan musik---yang memerlukan latihan dan dedikasi.

Menurut Fromm, cara berpikir ini menuntut perubahan perspektif. Mencintai bukanlah mencari seseorang yang bisa membuat kita bahagia, melainkan menjadi pribadi yang mampu menciptakan kebahagiaan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Dalam Seni Mencintai, ia mengajak kita untuk memahami bahwa cinta sejati hanya dapat tercapai melalui proses pendewasaan pribadi, termasuk kemampuan untuk memberi tanpa syarat.

Tipe-tipe Cinta Menurut Fromm

Dalam analisisnya, Fromm menggambarkan beberapa jenis cinta: cinta antara orang tua dan anak, cinta persaudaraan, cinta erotis, cinta untuk diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Setiap bentuk cinta ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda, tetapi semuanya memiliki prinsip mendasar yang sama, yaitu perhatian, tanggung jawab, rasa hormat, dan pengetahuan.

1. Cinta Persaudaraan (Brotherly Love)

Cinta persaudaraan adalah bentuk cinta yang paling mendasar, yang melibatkan kasih sayang dan rasa keterikatan pada orang lain atas dasar persamaan. Cinta ini bukan cinta eksklusif, melainkan cinta yang mengakui dan menghormati kemanusiaan yang ada di setiap orang. Ini adalah bentuk cinta yang membawa rasa tanggung jawab dan kepedulian kepada orang lain tanpa pamrih atau egoisme.

2. Cinta Ibu dan Anak

Cinta antara ibu dan anak adalah bentuk cinta yang bersifat tak bersyarat. Pada dasarnya, ibu mencintai anaknya tanpa syarat, menerima dan memberikan segalanya tanpa mengharapkan imbalan. Namun, Fromm memperingatkan bahwa cinta ibu yang tidak sehat dapat menjadi cinta yang posesif, yang justru bisa membatasi kebebasan dan pertumbuhan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun