Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hijrah dalam Kerangka Sosialisme Indonesia: Sebuah Transformasi Sosial

20 Oktober 2024   05:37 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:08 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hijrah, sebagai istilah yang pada awalnya memiliki makna pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam konteks keagamaan, khususnya Islam, telah mengalami perkembangan pemaknaan yang lebih luas. Kini, hijrah sering digunakan sebagai simbol perubahan kehidupan menuju sesuatu yang lebih baik, baik secara spiritual, moral, maupun sosial. Dalam konteks sosialisme Indonesia, hijrah dapat diinterpretasikan sebagai transformasi sosial yang berfokus pada upaya mewujudkan keadilan sosial, pemerataan ekonomi, dan penghormatan terhadap kemanusiaan yang setara.

Konsep Hijrah dan Relevansi Sosialisme

Hijrah, dalam pandangan Islam, menekankan pada perubahan diri dan lingkungan menuju kebaikan. Sementara itu, sosialisme menekankan pada perubahan sistem sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Jika digabungkan, kedua konsep ini bisa menjadi kekuatan pendorong perubahan yang holistik, tidak hanya bagi individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Dalam kerangka sosialisme Indonesia, yang berakar dari pemikiran tokoh-tokoh seperti Soekarno dan Tan Malaka, hijrah bisa dimaknai sebagai transisi masyarakat dari sistem yang kapitalistik dan individualistik ke sistem yang lebih kolektif dan berkeadilan. Sebagaimana kita tahu, sosialisme Indonesia bercirikan pada perjuangan melawan ketimpangan ekonomi, eksploitasi, dan penindasan oleh segelintir elite terhadap mayoritas rakyat.

Fakta Ketimpangan Sosial di Indonesia

Berbicara tentang hijrah dalam kerangka sosialisme Indonesia tentu tidak bisa dilepaskan dari fakta dan data mengenai kondisi ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada saat ini. Berdasarkan laporan Oxfam tahun 2022, kekayaan 1% orang terkaya di Indonesia setara dengan gabungan kekayaan 50% penduduk termiskin. Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia berada di sekitar 9,57%, yang berarti lebih dari 26 juta orang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Lebih jauh, data ketenagakerjaan juga menunjukkan adanya masalah serius dalam sektor informal. Lebih dari 56% pekerja di Indonesia terjebak dalam pekerjaan informal yang tidak memiliki jaminan sosial, upah layak, atau keamanan pekerjaan yang stabil. Dalam konteks ini, transformasi sosial atau "hijrah" dari ketidakadilan ini sangat relevan, mengingat sosialisme menawarkan model distribusi kekayaan yang lebih adil dan pemerataan kesempatan.

Arah Hijrah: Mewujudkan Keadilan Sosial

Dalam sejarah Indonesia, sosialisme telah lama menjadi bagian dari perjuangan politik, khususnya di era awal kemerdekaan. Ide-ide sosialisme tidak hanya terkait dengan ekonomi, tetapi juga berakar pada semangat kebangsaan yang menentang kolonialisme dan imperialisme. Hijrah dalam kerangka sosialisme Indonesia bisa dilihat sebagai upaya untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada sistem kapitalis global yang justru memperparah ketimpangan.

Transformasi ini melibatkan perubahan mendasar dalam cara kita memandang ekonomi dan politik. Tidak lagi bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja murah, tetapi beralih pada model yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan. Ini dapat diwujudkan melalui langkah-langkah seperti nasionalisasi industri strategis, pengelolaan sumber daya alam secara adil, dan penguatan sektor koperasi yang didasarkan pada prinsip solidaritas dan gotong royong.

Kebijakan Ekonomi yang Berpihak pada Rakyat

Salah satu langkah konkret dalam mewujudkan hijrah sosialisme adalah melalui kebijakan ekonomi yang pro-rakyat. Misalnya, pemerintah dapat memperkuat sektor pertanian dan usaha kecil menengah (UKM) yang terbukti menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023, sektor UKM menyumbang lebih dari 60% PDB Indonesia dan menyerap lebih dari 97% tenaga kerja. Oleh karena itu, pemberdayaan UKM dan petani kecil dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, penghapusan praktik monopoli dan oligopoli dalam sektor-sektor strategis, seperti energi dan pangan, juga perlu dilakukan. Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang sumber daya alam, namun seringkali kekayaan tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang. Pengelolaan sumber daya yang lebih adil dan transparan, serta distribusi hasilnya yang merata, merupakan kunci dalam mewujudkan sosialisme Indonesia yang sejati.

Pendidikan dan Kesehatan sebagai Fondasi Kesejahteraan

Hijrah sosialisme tidak hanya tentang ekonomi, tetapi juga mencakup aspek sosial yang lebih luas, termasuk pendidikan dan kesehatan. Pendidikan yang merata dan berkualitas adalah kunci untuk menciptakan generasi yang mampu memutus rantai kemiskinan dan ketimpangan. Data dari BPS menunjukkan bahwa meskipun angka partisipasi sekolah meningkat, masih ada kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan, terutama dalam hal akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai.

Di bidang kesehatan, Indonesia masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal akses ke layanan kesehatan yang merata. Data dari Kementerian Kesehatan tahun 2023 menunjukkan bahwa rasio dokter terhadap penduduk masih sangat rendah, terutama di wilayah-wilayah terpencil. Dalam kerangka sosialisme, akses terhadap layanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara, bukan barang mewah yang hanya bisa diakses oleh mereka yang mampu membayar.

Kesimpulan

Hijrah dalam kerangka sosialisme Indonesia adalah sebuah transformasi yang tidak hanya berfokus pada perubahan individu, tetapi juga perubahan struktural yang lebih luas. Dalam menghadapi ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik yang masih menghantui Indonesia, hijrah sosialisme menawarkan solusi yang berlandaskan pada keadilan sosial, pemerataan kesempatan, dan penghormatan terhadap kemanusiaan.

Dengan mengadopsi kebijakan ekonomi yang lebih berkeadilan, memperkuat sektor UKM, meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan, serta menghapus monopoli sumber daya, Indonesia dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Sebagaimana hijrah dalam Islam adalah perjalanan menuju kebaikan, hijrah dalam sosialisme Indonesia adalah langkah menuju masyarakat yang berkeadilan, berkelanjutan, dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun