Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme untuk Pemula: Sebuah Pendekatan Kritis terhadap Keadilan Sosial

11 Oktober 2024   18:11 Diperbarui: 11 Oktober 2024   18:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Marhaen, Marhaenis, Dan Marhaenisme?

1. Marhaen: Marhaen adalah simbol rakyat kecil Indonesia yang diperkenalkan oleh Soekarno. Nama ini diambil dari seorang petani di Bandung yang ditemui Soekarno pada tahun 1920-an. Petani tersebut memiliki tanah dan alat produksi sendiri, tetapi tetap hidup dalam kondisi miskin dan terpinggirkan. Soekarno melihat Marhaen sebagai representasi dari mayoritas rakyat Indonesia yang memiliki alat produksi namun tetap tidak bisa hidup sejahtera karena adanya ketidakadilan sosial, ekonomi, dan sistem kapitalisme yang menekan mereka.

2. Marhaenis: Marhaenis adalah sebutan untuk para pengikut ideologi Marhaenisme, yang meyakini dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan sosial, kemandirian ekonomi, dan kesetaraan sosial yang diusung oleh Soekarno. Mereka adalah orang-orang yang berkomitmen pada perjuangan rakyat kecil dan memperjuangkan sistem yang lebih adil dan egaliter bagi semua, terutama mereka yang tertindas dan termarjinalkan oleh sistem kapitalis dan feodal.

3. Marhaenisme: Marhaenisme adalah ideologi yang dirumuskan oleh Soekarno berdasarkan pengalamannya dengan petani Marhaen. Inti dari Marhaenisme adalah memperjuangkan kepentingan kaum tertindas (kaum Marhaen), seperti petani, buruh, nelayan, dan rakyat kecil lainnya, agar mereka mendapatkan hak-hak ekonomi, sosial, dan politik yang setara dengan golongan kaya dan penguasa. Marhaenisme menentang kapitalisme, imperialisme, dan feodalisme, serta memperjuangkan pemerataan ekonomi dan keadilan sosial.

Kesimpulan

Marhaenisme, meskipun lahir di era perjuangan kemerdekaan, tetap relevan di era modern, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan digitalisasi. Ideologi ini menawarkan pendekatan kritis terhadap sistem ekonomi dan sosial yang eksploitatif, serta menempatkan rakyat kecil sebagai subjek utama dalam perjuangan untuk keadilan sosial.

Dalam konteks Indonesia saat ini, Marhaenisme harus dihidupkan kembali sebagai pedoman untuk mencapai kemandirian ekonomi, kesetaraan sosial, dan keadilan bagi seluruh rakyat. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran penting untuk memajukan semangat Marhaenisme, melalui partisipasi aktif dalam ekonomi digital, kebijakan publik, dan gerakan sosial demi menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun