Al-Attas mengkritik sistem pendidikan modern yang didasarkan pada model Barat, yang menurutnya hanya menekankan pada aspek-aspek materialistik dan sekuler dari kehidupan. Dalam sistem ini, ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang netral, terpisah dari nilai-nilai moral dan spiritual. Bagi Al-Attas, pandangan ini sangat berbahaya karena akan menghasilkan generasi Muslim yang terasing dari akar-akar spiritual dan intelektual mereka sendiri. Sebaliknya, ia menyerukan agar pendidikan di dunia Islam didasarkan pada pandangan dunia Islam, di mana ilmu pengetahuan dilihat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami realitas secara lebih mendalam.
Kritik terhadap Modernitas Barat
Dalam Konteks de-westernisasi, Al-Attas juga sangat kritis terhadap modernitas Barat. Ia melihat modernitas sebagai fenomena yang sangat terkait dengan proses sekularisasi, materialisme, dan pemujaan terhadap sains dan teknologi. Menurutnya, modernitas telah menciptakan krisis spiritual di dunia Barat, yang kemudian menular ke dunia Islam melalui kolonialisasi dan globalisasi. Umat Islam, dalam pandangannya, tidak seharusnya mengadopsi modernitas Barat secara mentah-mentah, karena hal itu hanya akan memperdalam krisis yang sudah ada.
Namun, Al-Attas tidak menolak seluruh aspek modernitas. Ia menyadari bahwa ada elemen-elemen positif dalam modernitas, seperti kemajuan dalam sains dan teknologi, yang dapat dimanfaatkan oleh umat Islam. Namun, ia menekankan bahwa modernitas harus disaring melalui lensa Islam, sehingga umat Islam dapat mengambil manfaat dari kemajuan-kemajuan tersebut tanpa harus mengorbankan nilai-nilai dan identitas mereka.
Kesimpulan
De-westernisasi Islam yang diusung oleh Sayyid Naquib Al-Attas adalah sebuah proyek intelektual yang bertujuan untuk membebaskan umat Islam dari pengaruh-pengaruh negatif pemikiran Barat, terutama sekularisme dan rasionalisme. Melalui pendidikan dan Islamisasi ilmu pengetahuan, Al-Attas berharap umat Islam dapat kembali kepada pandangan dunia Islam yang integral dan holistik, di mana agama dan ilmu pengetahuan bekerja bersama untuk membimbing manusia menuju kebenaran. Pemikiran Al-Attas memberikan kontribusi yang sangat penting dalam upaya membangun kembali peradaban Islam yang kuat dan mandiri di tengah-tengah dominasi budaya Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H