Pertama, kita harus menyadari bahwa musuh utama kaum Marhaen saat ini bukan lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan ekonomi yang terjadi melalui kekuatan kapitalisme global. Oleh karena itu, perjuangan harus berfokus pada menciptakan kebijakan ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil. Negara harus hadir untuk melindungi kepentingan kaum Marhaen melalui kebijakan redistribusi tanah, perlindungan terhadap hak-hak buruh, dan penguatan ekonomi kerakyatan.
Kedua, Marhaenis masa kini harus aktif terlibat dalam gerakan sosial dan politik yang memperjuangkan hak-hak kaum Marhaen. Tidak cukup hanya berdiri di pinggir mengamati, kita harus menjadi bagian dari perubahan itu sendiri. Mengorganisir komunitas, memperkuat serikat buruh, mendukung gerakan reforma agraria, dan terlibat dalam pendidikan politik bagi kaum muda adalah beberapa langkah yang bisa diambil.
Ketiga, kita harus merangkul perkembangan teknologi dan globalisasi secara bijak. Teknologi tidak boleh hanya dimonopoli oleh kaum elite atau korporasi besar. Kaum Marhaen harus dilatih dan diberdayakan agar mampu bersaing di era digital. Pendidikan dan keterampilan teknologi perlu menjadi agenda utama dalam perjuangan Marhaenis masa kini agar rakyat kecil tidak semakin tertinggal dalam arus globalisasi.
Keempat, kita perlu mengembalikan semangat kolektivitas dan solidaritas yang dulu menjadi kekuatan utama kaum Marhaen. Tantangan terbesar kaum Marhaen saat ini adalah individualisme dan ketergantungan pada solusi jangka pendek. Gerakan Marhaenis harus kembali menekankan pentingnya solidaritas, bahwa nasib petani, buruh, nelayan, dan kelas pekerja lainnya adalah saling terkait. Hanya dengan bersatu, kita bisa melawan kekuatan besar yang mencoba menindas.
Kesimpulan: Marhaenisme untuk Masa Depan
Marhaenisme bukan sekadar ideologi yang usang, melainkan sebuah pandangan dunia yang harus terus hidup dan diperbarui sesuai dengan zaman. Kaum Marhaen zaman sekarang mungkin menghadapi bentuk-bentuk penindasan yang berbeda dari masa lalu, tetapi semangat untuk memperjuangkan keadilan sosial tetap harus menjadi landasan. Sebagai Marhaenis, kita harus bersikap adaptif, kritis, dan selalu berpihak pada kaum tertindas dalam setiap perjuangan. Hanya dengan demikian, nilai-nilai Marhaenisme bisa tetap relevan dan menjadi kekuatan perubahan bagi Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H