Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ali Syari'ati: Manusia Theomorfis

11 September 2024   03:52 Diperbarui: 11 September 2024   03:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.merdeka.com/dunia/ali-syariati-akhir-tragis-sang-pemikir.html

Perjuangan Sosial Sebagai Manifestasi Nilai-Nilai Ketuhanan

Sebagai seorang aktivis, Syari'ati juga menekankan bahwa perjuangan sosial adalah bagian integral dari ekspresi manusia theomorfis. Menurutnya, manusia tidak dapat dikatakan menjalani kehidupan yang theomorfis jika mereka hanya fokus pada pengembangan spiritual pribadi tanpa memperhatikan realitas sosial di sekitarnya. Oleh karena itu, Syari'ati mengajak umat Islam untuk terlibat aktif dalam perjuangan melawan ketidakadilan, penindasan, dan eksploitasi.

Ia percaya bahwa masyarakat yang adil adalah manifestasi dari nilai-nilai ketuhanan di dunia. Masyarakat yang penuh dengan ketidakadilan, penindasan, dan eksploitasi adalah masyarakat yang jauh dari nilai-nilai ilahi. Dalam hal ini, Syari'ati sangat kritis terhadap pemerintahan yang otoriter dan sistem sosial yang tidak adil, baik di Iran maupun di seluruh dunia Muslim. Ia mendorong para pengikutnya untuk melawan sistem-sistem ini dengan semangat keadilan yang dipandu oleh iman kepada Tuhan.

Manusia Theomorfis dan Revolusi

Salah satu kontribusi terbesar Syari'ati adalah kemampuannya untuk menggabungkan pemikiran spiritual dengan konsep-konsep revolusioner. Ia percaya bahwa revolusi sosial tidak dapat dipisahkan dari revolusi spiritual. Dalam pandangannya, perubahan sosial yang sejati hanya dapat terjadi jika manusia mampu mengatasi keterasingannya dari Tuhan dan dari nilai-nilai spiritual yang ada dalam dirinya.

Syari'ati sering mengutip contoh dari para nabi dalam sejarah Islam, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Muhammad, yang tidak hanya membawa pesan-pesan spiritual tetapi juga terlibat dalam perjuangan melawan ketidakadilan dan penindasan. Ia menganggap para nabi ini sebagai model ideal dari manusia theomorfis yang menjalankan peran mereka sebagai wakil Tuhan di bumi.

Penutup

Pemikiran Ali Syari'ati tentang manusia theomorfis menawarkan perspektif yang mendalam tentang hakikat manusia dalam Islam. Manusia tidak hanya dilihat sebagai makhluk biologis atau material, tetapi sebagai makhluk yang memiliki potensi spiritual yang besar. Melalui perjuangan spiritual dan sosial, manusia dapat mencerminkan sifat-sifat ketuhanan dan berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Bagi Syari'ati, tugas ini bukan hanya bersifat pribadi, tetapi juga kolektif, di mana seluruh umat manusia dipanggil untuk berkontribusi dalam mewujudkan nilai-nilai ilahi di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun