Salah satu aspek penting dari interaksionisme simbolik adalah gagasan bahwa individu bukanlah makhluk pasif yang hanya menerima aturan atau nilai dari masyarakat. Sebaliknya, mereka adalah agen aktif yang menciptakan dan membentuk realitas sosial melalui interaksi sehari-hari. Blumer menekankan pentingnya proses interpretasi dalam setiap tindakan. Setiap individu secara aktif memilih bagaimana menanggapi situasi berdasarkan interpretasi mereka terhadap simbol yang mereka temui.
Dengan demikian, masyarakat bukanlah sesuatu yang terstruktur secara kaku dan memaksa individu untuk bertindak sesuai peraturan. Sebaliknya, masyarakat adalah arena dinamis di mana individu dan kelompok menciptakan makna melalui komunikasi dan interaksi. Meskipun ada struktur sosial yang ada, seperti hukum atau norma, individu memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan, dalam beberapa kasus, mengubah struktur tersebut melalui interaksi mereka.
### Peran Bahasa dalam Interaksi Simbolik
Bahasa menjadi elemen kunci dalam teori Blumer. Melalui bahasa, individu dapat menciptakan simbol, berbagi makna, dan berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan cara yang melampaui insting atau reaksi biologis, karena melalui simbol-simbol bahasa kita dapat menyampaikan ide, emosi, dan nilai yang lebih kompleks.
Bahasa juga memungkinkan terjadinya refleksi diri, di mana individu dapat memikirkan tindakannya sendiri dan memutuskan bagaimana bertindak selanjutnya. Inilah yang membedakan manusia dari makhluk lain: kemampuan untuk merenungkan, merencanakan, dan bertindak berdasarkan makna yang dihasilkan melalui proses interaksional. Blumer menegaskan bahwa melalui bahasa dan simbol, individu dapat membentuk dan mengubah makna yang terkait dengan tindakan mereka, serta memahami dunia sosial di sekitar mereka.
### Relevansi Teori Interaksionisme Simbolik dalam Masyarakat Kontemporer
Interaksionisme simbolik masih sangat relevan dalam memahami masyarakat kontemporer, terutama dalam konteks media sosial, komunikasi digital, dan globalisasi. Di era digital, simbol dan makna berkembang secara cepat, dan interaksi sosial sering kali berlangsung di dunia maya. Makna yang diberikan pada simbol-simbol seperti "like" di media sosial, misalnya, menunjukkan bagaimana individu terus membangun makna dan identitas mereka berdasarkan interaksi online.
Di samping itu, fenomena seperti penciptaan identitas virtual, budaya influencer, serta perdebatan sosial politik di media digital juga bisa dianalisis menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik. Makna yang dibangun melalui komunikasi simbolik dalam media digital mencerminkan betapa dinamisnya proses pembentukan makna sosial di era modern.
### Kritik terhadap Interaksionisme Simbolik
Meskipun berpengaruh, interaksionisme simbolik juga menghadapi kritik. Beberapa sosiolog berpendapat bahwa teori ini terlalu fokus pada interaksi mikro dan kurang memberikan perhatian pada struktur sosial yang lebih besar seperti ekonomi, politik, atau kekuasaan. Interaksionisme simbolik dianggap kurang mampu menjelaskan bagaimana kekuatan sosial yang lebih besar membentuk perilaku individu.
Namun, bagi Blumer, interaksionisme simbolik tetap relevan karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana individu membentuk realitas mereka sendiri melalui interaksi sosial. Blumer percaya bahwa memahami proses interpretasi individu adalah kunci untuk memahami masyarakat secara keseluruhan.