Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Herbert Blumer, Interaksionisme Simbolik

6 September 2024   05:16 Diperbarui: 6 September 2024   05:31 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://seratsosial.wordpress.com/

**Herbert Blumer: Interaksionisme Simbolik dan Kontribusinya Terhadap Sosiologi**

Herbert Blumer adalah salah satu tokoh penting dalam sosiologi, yang dikenal karena karyanya tentang *interaksionisme simbolik*. Teori ini menjadi salah satu pendekatan dominan dalam memahami dinamika sosial melalui analisis bagaimana individu berinteraksi satu sama lain berdasarkan simbol-simbol, makna, dan interpretasi. Blumer mengambil gagasan dasar dari George Herbert Mead, tetapi mengembangkannya lebih lanjut dengan memperjelas konsep-konsep kunci dan memperkenalkan teori ini dalam konteks yang lebih luas di bidang sosiologi. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri pemikiran Blumer tentang *interaksionisme simbolik*, kontribusinya terhadap ilmu sosial, serta relevansinya dalam memahami masyarakat kontemporer.

### Latar Belakang Teori Interaksionisme Simbolik

Interaksionisme simbolik adalah pendekatan teoretis yang melihat realitas sosial sebagai sesuatu yang dibentuk oleh interaksi manusia. Blumer berpendapat bahwa individu tidak hanya bereaksi terhadap situasi berdasarkan insting atau kondisi biologis, tetapi lebih berdasarkan pada makna yang mereka ciptakan melalui interaksi sosial. Setiap tindakan manusia selalu berhubungan dengan makna yang terbangun dari komunikasi dan pengalaman sosial. 

Dalam konteks ini, *simbol* memainkan peran sentral. Simbol bisa berupa bahasa, gestur, norma sosial, atau objek yang digunakan untuk mewakili sesuatu dalam komunikasi. Dengan kata lain, simbol adalah media yang memfasilitasi komunikasi dan pemahaman dalam interaksi sosial. Menurut Blumer, individu tidak langsung merespons realitas objektif, tetapi merespons simbol-simbol yang diinterpretasikan berdasarkan makna yang mereka berikan.

### Tiga Asumsi Dasar Interaksionisme Simbolik

Blumer menjelaskan bahwa ada tiga prinsip dasar dalam interaksionisme simbolik yang memengaruhi bagaimana kita memahami dan mempelajari perilaku sosial. Pertama, individu bertindak terhadap hal-hal berdasarkan makna yang mereka miliki terhadap hal-hal tersebut. Ini berarti makna adalah pusat dari segala bentuk tindakan sosial. Contohnya, ketika seseorang melihat uang, mereka tidak hanya melihat kertas, tetapi mereka melihat nilai simbolis yang mewakili kekayaan, transaksi, atau status sosial.

Kedua, makna tersebut berasal dari interaksi sosial. Makna bukanlah sesuatu yang melekat pada objek, tetapi ditentukan oleh bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Sebagai contoh, uang hanya memiliki nilai karena masyarakat setuju untuk menggunakannya sebagai alat tukar. Jika makna ini berubah dalam konteks sosial, nilai simbolis uang juga akan berubah.

Ketiga, makna yang dipahami seseorang bersifat dinamis dan dapat berubah seiring pengalaman baru dan interpretasi yang berbeda. Makna bukanlah sesuatu yang tetap; individu dapat terus-menerus merekonstruksi atau mengubah makna berdasarkan konteks dan pengalaman interaksional. Misalnya, pandangan seseorang terhadap kebahagiaan bisa berubah seiring bertambahnya usia, pengalaman hidup, atau pengaruh dari interaksi dengan individu lain.

### Interaksi dan Agensi: Peran Individu dalam Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun