Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Betty Friedan: Mistik Feminin

15 Agustus 2024   05:36 Diperbarui: 15 Agustus 2024   09:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep ini, menurut Friedan, tidak hanya membatasi potensi perempuan, tetapi juga menjadi sumber ketidakbahagiaan yang mendalam. Banyak perempuan pada saat itu merasa kehilangan identitas pribadi mereka, karena seluruh eksistensi mereka direduksi menjadi peran sebagai istri dan ibu. 

Friedan menemukan bahwa perempuan-perempuan ini sering merasa terisolasi dan tidak terpenuhi, meskipun mereka telah mencapai apa yang disebut sebagai "American Dream."

Friedan juga mengkritik bagaimana masyarakat, termasuk lembaga pendidikan dan media, berkontribusi pada perpetuasi mistik feminin ini. Sekolah-sekolah dan universitas pada masa itu sering mendorong perempuan untuk mengejar pendidikan yang "sesuai" dengan peran domestik mereka, seperti mata pelajaran rumah tangga dan ekonomi keluarga, daripada bidang studi yang lebih menantang atau karier yang dapat memberikan kebebasan finansial dan intelektual. 

Media juga memainkan peran penting dalam mempromosikan citra perempuan yang ideal, di mana perempuan yang bahagia digambarkan sebagai mereka yang fokus pada kecantikan, kepatuhan, dan pelayanan kepada suami serta anak-anak mereka.

Dampak Mistik Feminin pada Kesehatan Mental Perempuan

Salah satu kontribusi penting Friedan dalam *The Feminine Mystique* adalah penekanan pada dampak psikologis dari mistik feminin terhadap perempuan. Banyak perempuan pada saat itu yang mengalami apa yang Friedan sebut sebagai "the problem that has no name" (masalah yang tak bernama), yaitu perasaan tidak puas, depresi, dan hampa yang dialami oleh banyak ibu rumah tangga. 

Mereka tidak dapat mengartikulasikan ketidakbahagiaan mereka karena mereka telah diajarkan bahwa kehidupan domestik adalah puncak kebahagiaan perempuan. 

Friedan berpendapat bahwa perasaan ini muncul karena perempuan dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan peran yang tidak sesuai dengan potensi dan aspirasi mereka.

Friedan mengutip berbagai studi dan wawancara dengan perempuan-perempuan yang mengalami krisis identitas dan depresi akibat dari tekanan sosial untuk mematuhi mistik feminin.

Ia juga menyoroti bagaimana banyak perempuan merasa bersalah karena tidak bahagia dalam peran domestik mereka, meskipun masyarakat telah meyakinkan mereka bahwa itulah jalan menuju kebahagiaan sejati. 

Krisis identitas ini, menurut Friedan, adalah akibat langsung dari mistik feminin yang merampas kebebasan perempuan untuk mengejar minat dan karier di luar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun