Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pancasila: Nadi Bangsa

11 Agustus 2024   05:15 Diperbarui: 11 Agustus 2024   05:26 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam diam bumi Nusantara,  

terdengar detak yang tak pernah sirna,  

bukan gemuruh gunung atau derasnya samudera,  

melainkan nadi yang hidup, mengalir abadi,  

menyusuri setiap jengkal tanah pertiwi,  

itulah Pancasila, nadi bangsa,  

yang menghidupkan jiwa dalam segenap raga.

Lima butir mutiara nan suci,  

menggantung di langit cita-cita,  

berkilau bagai bintang yang tak pernah redup,  

menuntun langkah anak negeri,  

dari sabang sampai merauke,  

dalam gelap, ia adalah cahaya,  

dalam gelisah, ia adalah penawar.

Pancasila, engkau pelita di tengah malam gulita,  

menerangi lorong-lorong sejarah yang berliku,  

membangunkan semangat yang terpendam,  

menggugah mimpi yang tertidur pulas,  

dengan nafasmu, bangsa ini berdiri,  

dengan jantungmu, negara ini berdenyut,  

engkau darah yang mengalirkan kehidupan dalam nadi negeri ini.

Di dadamu, terkandung berjuta harapan,  

di pundakmu, tertumpu sejuta beban,  

namun tak kau goyah, tak kau lelah,  

meski zaman terus berputar,  

kau tetap setia, memeluk kami dalam kehangatan,  

menguatkan yang lemah, menuntun yang tersesat,  

engkau penjaga abadi jiwa merdeka ini.

Pancasila, engkau tiang penopang langit kebhinekaan,  

menyatukan berjuta warna dalam satu pelangi,  

tak terpecah, tak terbelah,  

meski badai menghantam dari segala arah,  

engkau tetap kokoh, tak tergoyahkan,  

menjadi penuntun bagi negeri yang rindu damai,  

engkau penjaga setia mimpi-mimpi masa depan.

Nadi bangsa ini adalah engkau, Pancasila,  

berdenyut dalam setiap jantung rakyat,  

dari pelosok desa hingga gemerlap kota,  

kau hadir di sana, dalam setiap nafas perjuangan,  

mengalirkan semangat tak pernah padam,  

dalam detak yang penuh makna,  

kau adalah jantung kehidupan, nadi abadi yang tak pernah berhenti.

Engkau adalah nafasku, engkau adalah nadiku,  

tanpamu, negeri ini hanyalah debu,  

berterbangan tanpa arah,  

tersapu angin yang tak beraturan,  

namun denganmu, kami kuat, kami teguh,  

menghadapi segala rintangan,  

menuju cita-cita luhur, negeri yang sejahtera,  

dalam pelukan Pancasila, nadi bangsa yang tak pernah lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun