Mohon tunggu...
Dimas Khaerul
Dimas Khaerul Mohon Tunggu... Guru - guru

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghidupkan Kembali Tradisi Ngaji di Madrasah Ibtidaiyah

13 Oktober 2024   10:32 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penanaman Nilai Moral dan Etika: Melalui pengajian, guru ngaji menanamkan nilai-nilai moral dan etika Islam, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kesopanan. Ini membantu membentuk karakter masyarakat yang berakhlak mulia.

Pembangunan Spiritual: Guru ngaji juga berperan dalam meningkatkan spiritualitas masyarakat desa, baik melalui kegiatan rutin seperti pengajian, zikir, maupun ceramah agama. Ini membantu menciptakan ikatan spiritual yang lebih kuat antara individu dengan Allah.

Penjaga Tradisi dan Budaya Islam Lokal: Di banyak desa, guru ngaji juga berperan dalam menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi Islam lokal, seperti perayaan Maulid Nabi, tahlilan, atau tradisi keagamaan lain yang menjadi identitas budaya setempat.

Pendamping Sosial dan Pembimbing Moral: Guru ngaji sering menjadi tempat masyarakat mencari nasihat dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan, baik masalah keluarga, sosial, maupun moral. Peran ini menjadikan guru ngaji sebagai figur sentral dalam komunitas.

Pemberdayaan Komunitas: Dalam beberapa kasus, guru ngaji juga berperan dalam menggerakkan komunitas untuk melakukan kegiatan sosial dan gotong royong, misalnya dalam hal pembangunan masjid atau kegiatan kemasyarakatan lainnya.

Membangun Kesadaran Beragama Sejak Dini: Melalui pengajaran agama, guru ngaji membantu menanamkan kesadaran beragama kepada anak-anak sejak usia dini, yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka saat dewasa.

Dengan semua peran ini, guru ngaji menjadi bagian integral dalam menjaga keberlangsungan kehidupan beragama dan sosial di desa.

Menghidupkan kembali tradisi ngaji di madrasah ibtidaiyah di era digital merupakan tantangan sekaligus peluang. Dengan pendekatan yang tepat, madrasah dapat menjaga warisan pendidikan keagamaan yang telah berlangsung lama sekaligus menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Melalui kombinasi antara teknologi dan tradisi, ngaji dapat menjadi media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai agama dan budaya lokal di kalangan generasi muda. Sebuah upaya yang tidak hanya akan memperkuat iman, tetapi juga identitas mereka sebagai bagian dari masyarakat yang religius dan berbudaya.

                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun