Mohon tunggu...
Dimas Khaerul
Dimas Khaerul Mohon Tunggu... Guru - guru

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghidupkan Kembali Tradisi Ngaji di Madrasah Ibtidaiyah

13 Oktober 2024   10:32 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:40 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghidupkan kembali tradisi ngaji di madrasah ibtidaiyah bisa menjadi upaya strategis untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak dini. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran Ngaji: Teknologi tidak harus dilihat sebagai musuh, tetapi bisa menjadi alat yang membantu. Dengan aplikasi Al-Quran digital, video tutorial, dan platform belajar daring yang interaktif, anak-anak bisa lebih tertarik mengikuti kegiatan ngaji. Madrasah juga bisa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan konten Islami yang sesuai dengan tradisi lokal.

Penguatan Kegiatan Ngaji Secara Langsung: Kegiatan ngaji tradisional yang dilakukan secara langsung tetap harus diprioritaskan. Hal ini bisa menjadi momen kebersamaan antara guru dan murid serta kesempatan untuk membimbing siswa secara personal. Penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung di madrasah, seperti penyediaan tempat khusus untuk ngaji yang nyaman dan kondusif.

Kolaborasi dengan Orang Tua: Pelibatan orang tua dalam menghidupkan tradisi ngaji sangat penting. Orang tua dapat mendampingi anak-anak mereka dalam membaca Al-Quran di rumah dan membiasakan mereka untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan religius. Dengan adanya kerja sama ini, tradisi ngaji tidak hanya terjaga di madrasah, tetapi juga di rumah.

Pengembangan Kurikulum Berbasis Nilai Lokal: Nilai-nilai lokal seperti Aswaja An-Nahdliyah yang menjadi karakteristik madrasah di banyak daerah bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan ngaji. Dengan cara ini, anak-anak tidak hanya mempelajari ajaran agama secara umum, tetapi juga memahami konteks dan tradisi keagamaan yang ada di lingkungan mereka.

Pentingnya Pelestarian Nilai-nilai Lokal

Menghidupkan tradisi ngaji di madrasah ibtidaiyah bukan hanya soal melestarikan kebiasaan lama, tetapi juga merupakan upaya mempertahankan nilai-nilai luhur yang berperan penting dalam pembentukan karakter generasi muda. Di era globalisasi dan digitalisasi ini, identitas lokal sering kali terancam oleh budaya luar yang lebih dominan. Dengan mengembalikan tradisi ngaji, madrasah ibtidaiyah berperan dalam menjaga akar budaya dan spiritualitas bangsa.

Ngaji tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mendidik anak-anak untuk menjadi pribadi yang sabar, tekun, serta memiliki rasa hormat kepada guru dan orang tua. Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, dan kedisiplinan juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi ini.

Pentingnya Guru Ngaji Di Desa

Peran guru ngaji di desa sangat penting dalam membentuk karakter dan pendidikan agama bagi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja. Berikut adalah beberapa peran penting guru ngaji di desa:

Pendidikan Agama: Guru ngaji menjadi sumber utama pendidikan agama Islam di desa, memberikan pengajaran mengenai dasar-dasar ibadah, akidah, akhlak, dan baca-tulis Al-Qur'an. Hal ini penting untuk memastikan generasi muda mendapatkan pondasi agama yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun