Perjuangan Pak Kholid juga menyoroti fenomena stigma dan stereotipe yang sering kali diberikan kepada masyarakat kecil, seperti nelayan.Â
Banyak orang masih memandang mereka sebagai kelompok yang kurang berpendidikan dan tidak memiliki kapasitas untuk memahami persoalan besar.Â
Padahal, seperti yang ditunjukkan oleh Pak Kholid, hal tersebut sama sekali tidak benar. Stereotipe ini sering kali membuat kelompok tertentu merasa diremehkan, sehingga potensi mereka tidak diakui sepenuhnya.
Menurut jurnal psikologi sosial berjudul "Social Cognition and Stereotypes: Implications for Intergroup Relations", stereotipe adalah generalisasi yang sering kali tidak akurat terhadap suatu kelompok tertentu.Â
Hal ini muncul dari proses kognitif manusia yang cenderung menyederhanakan informasi untuk memudahkan pemahaman. Namun, meski memiliki fungsi adaptif, stereotipe dapat menjadi bias yang merugikan.Â
Seperti yang dikutip dari jurnal tersebut, dalam kasus Pak Kholid, stereotipe terhadap nelayan sebagai kelompok yang tidak mampu bersuara atau berpikir strategis terbantahkan melalui aksinya yang mengedukasi masyarakat dan pengambil kebijakan.
Cara Menghindari Stigma dan Stereotipe
Agar tidak terjebak dalam pola pikir yang penuh stigma dan stereotipe, kita perlu menerapkan beberapa langkah berikut:
1. Meningkatkan Kesadaran Diri
Mengakui bahwa setiap individu memiliki bias adalah langkah awal. Dengan menyadari keberadaan stereotipe, kita dapat lebih kritis dalam menilai seseorang atau suatu kelompok.
2. Membuka Diri terhadap Informasi Baru
Sering kali, stereotipe muncul karena kurangnya informasi. Dengan mencari tahu lebih banyak tentang orang lain atau kelompok tertentu, kita dapat memahami mereka secara lebih objektif.
3. Berinteraksi Langsung
Menghabiskan waktu bersama orang-orang dari latar belakang yang berbeda dapat membantu menghilangkan prasangka. Interaksi langsung memungkinkan kita melihat sisi manusiawi mereka.