Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Punya Minyak Jelantah? Jangan Dibuang, Tukar Saja. Ini Caranya

23 Januari 2025   15:36 Diperbarui: 23 Januari 2025   15:36 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan untuk menggoreng makanan dan kemudian didinginkan untuk digunakan kembali. 

Minyak ini biasanya mengalami perubahan warna, bau, dan tekstur akibat proses pemanasan berulang, serta dapat mengandung sisa-sisa makanan yang terbakar.

Penggunaan minyak jelantah secara berulang tanpa pengelolaan yang baik ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan, 

Minyak tersebut mengandung senyawa berbahaya seperti akrolein dan lemak trans yang bisa mengganggu tubuh, seperti gangguan pencernaan dan peningkatan risiko penyakit jantung.

Namun, minyak jelantah juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, seperti bahan baku pembuatan sabun, lilin, atau biodiesel, sehingga tidak hanya dibuang dan mencemari lingkungan.

Pemerintah kemudian membuat program Green Movement UCO yang diluncurkan oleh Pertamina Patra Niaga dan terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. 

Pada Januari 2025, program ini berhasil mengumpulkan lebih dari 1.162 liter minyak jelantah hanya dalam waktu beberapa minggu dari enam titik pengumpulan yang tersebar di SPBU serta rumah sakit Pertamina di Jakarta dan sekitarnya. 

Dikutip dari Kabar BUMN, program ini dirancang sebagai upaya untuk mendukung penggunaan energi terbarukan dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah sembarangan.

Produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF)

Dilansir dari Reuters, Pertamina melalui unit Kilang Pertamina Internasional juga telah mempersiapkan produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang direncanakan dimulai pada kuartal pertama tahun 2025.

SAF ini akan diproduksi di kilang Cilacap dengan bahan baku utama berupa minyak jelantah yang dikumpulkan melalui program ini. 

Kilang Cilacap memiliki kapasitas pengolahan hingga 6.000 barel minyak jelantah per hari, dengan target produksi tahunan sekitar 300.000 kiloliter HVO dan SAF. 

Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar ramah lingkungan di sektor aviasi sekaligus mendukung target penurunan emisi karbon nasional.

Ekspansi Program dan Evaluasi

Program ini masih berstatus sebagai proyek percontohan selama satu tahun, dengan evaluasi yang dilakukan secara berkala.

Dilansir dari Kabar BUMN, Pertamina bekerja sama dengan noovoleum, perusahaan yang tersertifikasi internasional sebagai pengumpul minyak jelantah, untuk menyediakan UCollect Box di lokasi pengumpulan. 

Hingga saat ini, pengumpulan minyak jelantah dilakukan di tujuh titik yang tersebar di Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bandung, dan akan diperluas ke daerah lain seiring dengan keberhasilan proyek percontohan ini.

Manfaat Program bagi Masyarakat dan Lingkungan

Program Green Movement UCO tidak hanya memberikan manfaat finansial bagi masyarakat dengan insentif Rp6.000 per liter minyak jelantah yang disetorkan, tetapi juga berdampak besar bagi lingkungan. 

Minyak jelantah yang dikumpulkan akan diolah menjadi biofuel, sehingga mengurangi risiko pencemaran tanah dan air. 

Selain itu, langkah ini menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.

Dengan perkembangan positif yang dicapai hingga Januari 2025, Pertamina optimis bahwa program ini dapat menjadi model pengelolaan limbah yang berkelanjutan sekaligus mendukung target transisi energi nasional. 

Untuk itu, mari bersama-sama mendukung program "minyak jelantah" ini untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun