Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

KKN di Indonesia: Budaya atau Penyakit Sosial yang Mengakar?

10 Januari 2025   17:35 Diperbarui: 10 Januari 2025   17:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pendidikan Antikorupsi yang Komprehensif

Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pendidikan antikorupsi harus dimasukkan dalam kurikulum, tidak hanya sebagai teori tetapi juga melalui praktik sehari-hari yang membangun integritas.

2. Reformasi Birokrasi dan Digitalisasi Layanan

Dilansir dari World Bank Report 2023, digitalisasi pelayanan publik dapat mengurangi peluang kolusi dan korupsi dengan menghilangkan interaksi langsung antara masyarakat dan petugas.

3. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Hukum

Dilansir dari CNN Indonesia, lembaga seperti KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan harus diperkuat independensinya agar mampu menangani kasus KKN tanpa intervensi politik. 

Hukuman yang lebih tegas, seperti pencabutan hak politik bagi pelaku, perlu diberlakukan.

4. Peran Aktif Masyarakat

Masyarakat perlu diberdayakan untuk melaporkan praktik KKN melalui whistleblowing system yang transparan dan melindungi pelapor. 

Mengutip dari Laporan KPK 2022, pengawasan dari masyarakat adalah salah satu kunci keberhasilan pemberantasan KKN.

KKN di Indonesia tidak dapat disebut sebagai budaya jika merujuk pada definisi ilmiah budaya yang memiliki nilai positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun