Di sumber lain, dalam artikel di detik.com yang mewawancara Ketua Asgar Indonesia, Irwan Hidayat, berdasarkan penelusurannya, sejarah pemangkas rambut asal Garut dimulai pada tahun 1930-an.
Dari sumber lain di Kompasiana, berdasarkan sejarahnya, menurut penuturan Abah Aman (106 tahun) seorang tukang cukur generasi ketiga di Garut, orang yang pertama kali menjadi tukang cukur di Garut adalah Haji Idi pada tahun 1920-an.
H. Idi adalah warga Desa Bantarjati, Kecamatan Banyuresmi, Garut. Saat itu jasa cukur rambut hanya dimiliki oleh keluarga besar H.Idi saja dan bertahan sampai bertahan 27 tahun lamanya.
"Konon katanya jadi pembantu di orang Belanda. Alatnya tidak disebutkan secara spesifik apa saja dan dari mana. Mungkin dari majikan atau pedagang-pedagang China saat itu," kata Irawan belum lama ini.
Dan sejak saat itulah, ilmu mencukur rambut menyebar di kalangan warga Banyuresmi, Garut. Alat yang mudah didapat dan usaha yang dianggap gampang mendatangkan keuntungan menjadi alasan awalnya.
Hingga kemudian kemahiran warga Garut, khususnya dari kawasan Kecamatan Banyuresmi dalam mencukur rambut merambah ibu kota. Saat itu, sejumlah tukang cukur asal Garut merantau ke Jakarta dan membuka usaha di sana.
Pada mulanya bisnis cukur rambut Asgar di Jakarta dimulai dengan metode keliling ke perkampungan warga. Kemudian standby di bawah pohon rindang dan membuka lapak alakadarnya di tempat tersebut.
Faktor Keamanan dan Ekonomi
Selain faktor sejarah, alasan keamanan dan ekonomi juga memainkan peran penting.Â
Menurut artikel di CNBC Indonesia, pada masa konflik, menjadi tukang cukur memungkinkan mobilitas yang tinggi dan interaksi dengan berbagai kalangan, sehingga dianggap lebih aman.Â
Dari sisi ekonomi, profesi ini tidak memerlukan modal besar dan selalu dibutuhkan oleh masyarakat, menjadikannya pilihan yang menarik bagi banyak orang Garut.Â