Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sayang, Tahun 2025 adalah Milik Kita

3 Januari 2025   14:45 Diperbarui: 3 Januari 2025   15:04 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by fauxels: https://www.pexels.com/photo/man-and-woman-holding-hands-3228726/ 

Ari, dengan penuh kasih, menarik Nara lebih dekat, hingga akhirnya Nara bersandar di dadanya. Dalam keheningan itu, ada kedamaian yang datang begitu dalam. Suara kembang api yang meledak seakan menjadi latar belakang bagi perjalanan baru yang akan mereka mulai.

Nara tak mampu menahan gejolak perasaan di dadanya dan tak ingin memungkiri betapa Ari selalu setia bersamanya, sebagai seorang sahabat. Baik ketika suaminya masih ada hingga ketika konflik keluarga menyertai, bahkan Ari tetap ada hingga akhir di saat fitnah besar menghantam dirinya dan harus mengakhiri hubungan keluarganya.

Ari juga ada di saat anak-anaknya tumbuh dan mereka juga menyadari bahwa Ari memiliki kehangatan berbeda dari suaminya. Itulah yang kerap mengundang kecemburuan namun Ari selalu bisa menegaskan bahwa ia hanyalah sahabat Nara. Untuk membuktikannya, Ari pun rela eksodus ke kota lain, menetap di sana dan memulai kehidupan bujangnya tanpa memperlihatkan ketertarikan dengan wanita secantik apapun.

Namun, hal itu pun tidak mengubah sudut pandangnya seperti orang-orang yang tidak menikah hingga usia "tua", setidaknya anggapan orang-orang di sekitarnya. Apalagi dengan maraknya kaum LGBT sekarang ini, mereka kian eksis bahkan tak jarang pula berusaha menarik Ari masuk ke lingkaran setan yang mereka buat.

Ari tetap berpendirian, bahwa hidup bujangnya adalah pilihan, bukan pelarian dari apapun. Apalagi pelarian atas penolakan cinta dari Nara. Sesuatu yang sangat Nara pahami dan berulang kali pula membahas kedalamannya. Namun Ari tetaplah Ari. Si kepala batu yang membiarkan dirinya terus ditumbuhi cinta semuanya kepada Nara.

Hingga malam itu, malam yang terasa sangat spesial, dari segala hal dan waktu yang berulang persis di beberapa tahun setelah kelahiran mereka di tahun 1975. Ya, mereka bukan lagi muda-mudi, bahkan sudah menjelang senja.

Nara menarik nafas dalam pula dan tangannya meraih tangan Ari, menggenggamnya.

"Tahun baru, Ari," bisik Nara, "Aku siap." ujarnya dengan meneteskan air mata.

Ari memeluknya erat, merasakan betapa luar biasanya perjalanan mereka hingga akhirnya menemukan titik temu di malam tahun baru.

Mereka berdua tahu, perjalanan ini adalah perjalanan yang penuh harapan, di mana mereka akan bersama-sama melewati setiap siklus waktu yang berulang, tetapi kali ini dengan cinta yang lebih matang, lebih kuat.

Di dalam pelukan Ari, Nara merasa bahwa cinta yang selama ini dia tolak, akhirnya datang dengan cara yang tepat. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Nara merasa bahwa waktu yang berulang itu membawa mereka pada tempat yang benar---di sini, di malam tahun baru 2025, memulai babak baru bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun