Wagyuman menambahkan sambil tersenyum lebar. "Betul, Mpok. Kayak tambal ban lagi. Kalau saya sibuk nego harga, pelanggan lupa nanya kualitas tambalannya."
Kusnad menghela napas. "Dan ini akan terus berulang kalau kita cuma jadi penonton yang diam. Rakyat perlu paham kalau suara mereka bukan cuma buat debat di warung."
Pak Wira tersenyum sinis sambil mengaduk wedang jahe dengan semangat. "Bukan cuma penonton, Kus. Kita ini penonton yang bayar tiket mahal untuk nonton sandiwara yang ending-nya udah ketebak."
Suara tawa kecil terdengar di warung itu, namun ada nada getir yang sulit diabaikan.Â
Di negeri Tembokto, kehidupan terus berjalan. Entah kemana arah angin kebijakan selanjutnya, rakyat hanya bisa menunggu dan berharap, sambil tetap berusaha bertahan di tengah semua ketidakpastian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI